.
.
.13. New Year
Gadis itu, Yakira, ia tahu pasti hari ini adalah tanggal berapa dan untuk beberapa orang pasti akan melakukan perayaan. Ya, tahun baru! Tahun yang ia jalani kali ini ia rasa tidak terlalu buruk, ia berharap tahun depan akan jauh lebih baik dari tahun ini. Yakira rasa ia juga ingin merayakan tahun baru, namun ia bingung harus merayakannya seperti apa.
"Kak, biasanya di tahun baru ngapain aja, ya?" tanya Yakira sembari memegang kepalanya seakan ia sedang berpikir keras. Sebenarnya, Yakira bertanya kepada orang yang salah, Lintang tidak pernah merayakan perayaan tahun baru sama sekali seumur hidupnya.
"Bakar jagung." jawab Lintang, setahu Lintang orang-orang biasanya melakukan tradisi membakar jagung setiap tahun baru.
"Cuma bakar jagung?" Yakira bertanya dengan rasa penasaran, Lintang menghiraukan pertanyaan Yakira karena memang ia tidak tahu menahu akan hal itu.
"Memang gak ada gunanya sih nanya ke lo, Kak." pungkas gadis itu, setelah ia mengetahui biasanya Ghea berada dimana, ia menghampiri Ghea dan ia tidak memerdulikan Lintang yang mungkin mengejar langkahnya- tidak mungkin juga Lintang mengejarnya, pemuda itu mempunyai kaki yang jenjang, langkah kakinya sudah hampir sama seperti Yakira ketika berlari.
"Yakira, ada apa?" tanya Ghea penasaran.
"Gue, pengen ngerayain tahun baru! Menurut lo, tahun baru biasanya ada apa aja?" Yakira bertanya dengan hatinya yang riang gembira.
Tidak perlu waktu lama, Ghea dapat menjawab pertanyaan Yakira dengan mudah, "Ada kembang api, terompet juga seru tuh, hahaha. Oh ya, bakar-bakar gitu, barbercue, pokoknya seru-seru an aja."
"Nanti lo dateng ke rumah gue ya, Ghe." ajak Yakira,
"Lo mau ajak cowok rese itu juga?" Ghea bertanya, Yakira tertawa kecil, ternyata bukan hanya Yakira yang memberikan panggilan rese kepada Lintang.
"Nggak perlu diajak juga dia pasti ada." nawab Yakira sembari tersenyum, lalu ia menambahkan, "See you nanti malem ya. Kita bakar rumah!" Yakira melambaikan telapak tangannya dan pergi meninggalkan Ghea, sedangkan Ghea mengusap dadanya, Yakira tidak terlalu pandai untuk memberi kata kiasan, kata kiasan menurut Yakira adalah bakar rumah? Baiklah, itu kata kiasan yang cukup bagus.
Yakira sadar bahwa Lintang tidak membuntutinya, ia berlari dengan wajahnya yang berseri menghampiri Lintang.
dug
Kakinya tersandung oleh batu, untungnya Lintang segera menangkap lengannya agar ia tidak benar-benar jatuh. Terlihat wajah Lintang hampir memarahi Yakira, namun tidak jadi karena gadis itu tersenyum.
"Jangan suka lari sembarangan, kayak anak kecil aja," protes Lintang, Yakira tidak perduli, ia sedang merasa bahagia karena akan merayakan tahun baru bersama Ghea, Ghea memiliki pribadi yang hangat.
"Kak Lintang! Pokoknya kembang api malam ini harus paling meriah. Harus banyak makanan juga!"
"Gak boleh main kembang api." Lintang menekan nada bicaranya.
"Kan nonton Kak, bukan main." Yakira beralasan.
Lintang terus beradu mulut dengan Yakira, Lintang terus menerus menolak, dan Yakira terus menerus merayu.
"Gak."
"Kak, iya dong Kak, Kak Lintang,"
"Enggak."
"Kak Lintang! Harus iya."
"Gak."
Pada akhirnya Lintang malas merespon Yakira, gadis itu terus membuntuti kemanapun Lintang pergi. Para pegawai menyaksikan keributan mereka seakan Lintang dan Yakira masih anak-anak. Padahal usia mereka sudah seharusnya tidak seperti anak kecil yang meributkan kasih sayang seorang ibu.
Lintang mempercepat langkahnya agar Yakira tidak membuntutinya, gadis itu berteriak, "KAK LINTANG!"
"BERISIK! ORANG LAGI TIDUR TAHU!" teriak tetangga Yakira, Yakira cukup terkejut tetapi sungguh ia baik-baik saja. Namun, sepertinya yang tidak baik-baik saja itu adalah Lintang. Mengapa Lintang pergi menuju arah suara tetangga itu?! Sepertinya Lintang mulai gila.
"Siapa yang bilang berisik?" tutur Lintang, tetangga yang meneriaki Yakira tadi menatap remeh,
"Gue, lo pasti tetangga baru, kan? Masih baru udah bikin berisik aja. Mending pindah lagi aja lo, pake bawa cewek segala, gak usah bawa-bawa dosa deh lo ke sini." cibir tetangga itu, tetangga ini berasumsi bahwa Lintang adalah sosok yang bermain dengan perempuan.
Lintang tahu pasti orang yang ia hadapi saat ini telah kehilangan akal sehatnya, namun ia tetap naik pitam, manusia ini seperti orang mabuk, "Bedebah, sebelum bilang begitu ke orang lain, lihat diri lo. Siang bolong begini lo tidur?" ujar Lintang, orang yang ada dihadapan Lintang ini menantang Lintang untuk berkelahi, Yakira tidak mungkin membiarkan kejadian konyol terjadi karena dirinya berteriak lalu ada tetangga yang meneriakinya.
"Kak, pulang aja, jangan diladenin." bisik Yakira.
Lintang tidak bisa menyerah begitu saja, ia memukul satu pukulan tepat dirahang manusia itu, lalu Lintang kembali pulang dengan menarik Yakira.
"Sinting." celetuk Yakira, Lintang melotot.
"Belajar kata itu dari mana?" tanya Lintang,
"Itu bukannya kata umum, ya?" kata Yakira pura-pura tidak tahu, Lintang menyentil kening Yakira, gadis itu sedikit meringis. Tidak lagi-lagi ia berceletuk seperti itu dihadapan Lintang.
"Oh iya, Kak, kembang api?" tambah Yakira, bisa-bisanya Yakira masih memikirkan kembang api setelah tetangga memprotes dirinya berisik karena telah berteriak.
"Sama petasan." kata Lintang, Yakira mengangkat alisnya, tadi kembang api tidak diizinkan, sekarang kenapa bisa-bisanya Lintang menambahkan petasan?
"Kak, lo demam?" selidik Yakira, Lintang tidak peduli. Gadis itu menyipitkan matanya, ia sangat mencurigai Lintang.
Jujur saja, di sisi lain para pegawai memperhatikan mereka. Lintang dan Yakira sama sekali tidak menyadari akan hal itu sedari tadi. Hati Bi Dharmi sedang berbunga-bunga karena melihat adegan ini.
Tidak berselang begitu lama, Yakira meminta kepada karyawan-karyawan Ayahnya itu untuk menyiapkan yang terbaik untuk malam tahun baru. Ia ingin malam tahun baru ini menyenangkan, tentunya ada Ghea.
Semuanya kewalahan karena harus menyiapkan dengan waktu yang sangat singkat, apa Yakira mengira mempersiapkan pesta untuk tahun baru itu benar-benar mudah dan instan? Para pegawai juga adalah manusia biasa, hanya Yakira yang tidak manusiawi sebenarnya.
Sementara itu, Lintang pergi keluar untuk membeli apa yang Yakira minta. Entah kenapa kali ini Lintang menawarkan diri untuk berbelanja, jujur saja pasti Lintang berniat buruk kan? Pikir Yakira.
TBC
Halo, maaf banget kalau chapter ini lebih pendek dari biasanya. Maaf baru update chapter ini padahal new yearnya udah lewat, hahaha. Maaf banget aku telat buat ngucapin ini, yaitu: Thank you very much for rank 5 in #Juyeon 04 Jan 23. Aku terharu banget T___T diantara ribuan cerita yang bagus-bagus banget, Langkah Rasa bisa dapet rank 5 di #Juyeon pada tanggal 04 Januari 2023. Aku juga bingung kenapa bisa cerita ini dapet rank 5, speechless, beneran deh aku enggak tahu lagi harus bilang apa, peluk erat [memeluk klian] peluk virtual aja dulu. :p. Jangan pernah bosan ya sama Langkah Rasa.. have a great day. ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Rasa
Dla nastolatkówLangkah Rasa, Semesta dan Yakira Paramitha. (Slow-update). Yakira Paramitha, gadis dengan hidup penuh kekangan yang diberikan oleh ayahnya. Lintang Saghara pun datang dalam kehidupannya menjadi seorang bodyguard pribadi. Sikap Lintang yang sang...