06. Museum

68 6 0
                                    

.
.
.

06. Museum

Rasanya sepi sekali, seperti ada yang hilang. Apa? Apa yang telah hilang? Padahal hidup Yakira terasa seperti biasanya, namun seperti ada yang kurang dalam hari-harinya akhir-akhir ini.

Setelah beberapa hari ia sama sekali tidak bertemu dengan Lintang, rasanya cukup aneh. Biasanya Lintang selalu menjaganya dan menemaninya kemanapun dan kapanpun. Entah apa yang terjadi dengan Lintang sampai menghilang hingga beberapa hari. Apa Ayahnya memecat Lintang?

Ayahnya mengirim beberapa pengawal dari kantor untuk menjaga Yakira, namun ini berbeda. Pengawal ini jauh lebih dewasa dari usia Yakira, mungkin ... mereka sudah mempunyai anak tiga? Minimal salah satu dari mereka sudah menikah selama satu semester.

Yakira tidak bisa bercengkrama secara bebas dengan pengawal-pengawal ini karena jarak usia mereka, lalu dengan sikap para pengawal ini yang sangat kaku. Walau Lintang juga kaku sih, namun entah mengapa Lintang menjadi sebuah pengecualian baginya. Dan alasan terbesar mengapa Yakira tidak bisa akrab dengan para pengawal ini adalah ... karena mereka dikirim langsung dari kantor Ayah Yakira, mereka para pekerja lama yang bisa Ayah Yakira percayai selama ini.

Hari ini, ada satu kegiatan yang sepertinya cukup menyenangkan. Yaitu, Yakira akan bertemu dengan Shaka di museum kota. Sebenarnya tampak membosankan berjalan-jalan di museum, namun selama ada teman itu tampak menyenangkan bagi Yakira.

Yakira diantar oleh dua pengawal Ayah-nya, sepanjang perjalanan pikirannya terus penuh dengan wajah Lintang Saghara. Aneh, imbuhnya dalam hati.

Terlihat di depan mata, museum dengan nuansa yang indah dan tenang. Ia beranjak keluar dari mobilnya, melihat sekitar dimana keberadaan Shaka.

Shaka menghampiri Yakira dengan senyuman yang terukir diwajahnya, Yakira melambaikan tangannya kepada Shaka. Gadis itu mendekatkan dirinya kepada Shaka.

"Hai, Kir!" sapa Shaka,

"Hai, Ka! Lo udah nunggu lama ya? Maaf banget kalau gue lama. Gue harus apa nih supaya ngegantiin waktu penungguan lo yang berharga?" ujar Yakira.

Shaka terkekeh mendengar ucapan Yakira. Gadis yang ada dihadapannya ini ternyata cukup pandai untuk merangkai kata-kata buayanya tersebut.

"Hahaha, nggak perlu repot-repot. Cukup lo temenin gue aja di museum ini. Kebetulan gue ada tugas sejarah yang bikin gue harus meneliti beberapa informasi yang hanya bisa diketahui dari museum ini aja," ucap Shaka.

Yakira mengangguk menandakan ia mengerti akan pernyataan Shaka. Yakira dan Shaka memasuki museum tersebut, terlihat banyak sekali sejarah-sejarah yang belum pernah Yakira ketahui selama ini.

Yakira dan Shaka memasuki museum, Yakira melihat sekeliling museum dengan mata yang berbinar-binar, ia tak pernah penasaran dengan museum sebelumnya, namun museum ini tampak sangat hebat. Sementara itu, Shaka sibuk mencari hal-hal yang ia butuhkan untuk tugasnya.

Terdapat banyak sekali monumen-monumen yang baru Yakira lihat di dalam museum ini, Yakira memotret beberapa hal yang menarik perhatiannya. Shaka yang melihat hal itu hanya terkekeh, Shaka tidak bisa banyak bicara sekarang, agar tugasnya cepat selesai.

Banyak sekali pelajar yang datang ke museum hari ini, pelajar dari berbagai kalangan usia. Ada pula keluarga kecil yang mengajak buah hatinya untuk mengenal sejarah, dan ada pula pasangan yang mungkin bisa dibilang museum date. Shaka sudah jelas ke museum untuk mencari beberapa jawaban untuk tugasnya, namun, Yakira? Sepertinya Yakira tidak bisa hanya satu kali saja untuk mengunjungi museum ini.

Langkah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang