.
.
.Ada Apa?
Yakira menyisir rambutnya yang cukup panjang itu, ia berkaca di cermin kamarnya, meneliti apa saja perubahan dari wajahnya. Namun, tidak ada perubahan selain dirinya yang beranjak dewasa.
Hari ini ada jadwal les bahasa dan matematika, tentunya ia akan di antar oleh sang pengawal pribadinya, siapa lagi kalau bukan Lintang Saghara.
Sebenarnya sebentar lagi Yakira akan lulus dari jenjang Sekolah Menengah Atas ini, ia akan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Namun, jika dipikir-pikir rasanya memalukan bila nanti ia sudah menjadi seorang mahasiswa masih saja di antar oleh pengawal pribadinya. Bak seorang putri raja.
Zaman ini bukan zaman kerajaan yang mengharuskan tuan putri-nya harus selalu dikawal dimanapun dan kapanpun, tak mengenal waktu. Entah apa yang terjadi dengan pikiran Ayah Yakira sehingga membuat Yakira harus di awasi pengawal selama 24 jam. Terlebih, Yakira mendapat pengawasan dari pengawal pribadi.
Setelah pikirannya sibuk memikirkan hal yang itu-itu saja, Yakira segera membereskan perlengkapan yang ia butuhkan untuk les nanti, dan memastikan apa dirinya sudah seperti seorang murid yang baik atau tidak di depan cermin snow white miliknya itu.
Ia turun melewati tangga-tangga rumahnya, menyapa para pekerja di rumahnya, lalu mencari keberadaan pengawal pribadi-nya. Lalu ternyata, Lintang sedari tadi sudah ada di depan gerbang rumah-nya. Semangat sekali pengawal ini.
"Widih, semangat banget, Kak. Semangat banget mau nganter gue les." ucap Yakira dengan nada bicaranya yang menyindir Lintang. Biasanya Pemuda itu selalu berleha-leha bila Yakira meminta ke tempat-tempat hiburan, padahal itu sudah tugasnya mengantar dan menjaga Yakira.
"Kapan lagi lo sekolah? Biasanya juga jalan-jalan." jawab Lintang yang membuat Yakira tersadar, memang sih hampir setiap hari Yakira lebih senang bersenang-senang dibandingkan sekolah. Namun semua orang bila menjadi Yakira pasti melakukan hal yang sama.
Perjalanan jarak menuju tempat les tidak begitu jauh dari rumah, hanya menghabiskan waktu sekitar 20 menit dari rumah hingga sampai ke tempat les.
Lintang menunggu Yakira di luar, Yakira memasuki tempat les-nya. Guru-nya menyapa terlebih dahulu pada Yakira, Yakira membalas sapaan guru les-nya itu sembari tersenyum simpul. Hati Yakira cukup berdebar karena pelajaran pertama adalah hitung menghitung.
Guru les Yakira mengajarkan dengan detail, walau sebenarnya belum tentu semuanya dapat dicerna oleh Yakira, namun setidaknya Yakira sudah berusaha semaksimal mungkin itu sudah cukup baik.
"Kalau ada pertanyaan, segera tanyakan ya! Waktu kita hanya satu jam pelajaran lagi untuk menyelesaikan beberapa latihan soal," ujar Guru les Yakira.
Masih ada kelas bahasa setelah ini, setidaknya saat pelajaran bahasa ia tidak se-kikuk ini. Yakira menjalankan pelajaran hari ini sesuai alurnya.
Memang belajar itu harus dibiasakan, ia sampai lupa pelajaran yang sudah ia pelajari. Bagaimana masuk universitas nanti? Kalau yang seharusnya ini di anggap kecil saja ia sudah merasa kesulitan.
Setelah jam pelajaran les selesai, Yakira berpamitan dan ber-terima kasih kepada guru-nya.
Yakira berjalan ke parkiran, ia melihat kanan dan kiri tak terlihat sosok Lintang sedikitpun. Lalu nada dering handphone miliknya berdering, rupanya itu telpon dari nomor tidak di kenal. Yakira ragu, ia harus mengangkat telpon tersebut atau tidak?
Namun, karena Lintang tidak ada, ia coba saja menjawab telpon tersebut. Siapa tahu itu nomor baru Lintang.
"Hallo?" Yakira berusaha menyapa terlebih dahulu, tak terdengar jawaban dari telpon tersebut cukup lama. Ia hampir memutuskan telponnya, namun, ternyata tak lama terdengar jawaban.
"Non Yakira? Ini saya ajudan dari bos besar, saya diminta untuk menjemput Non Yakira menggantikan pengawal pribadi Non Yakira untuk sementara. Saya ada di depan pohon mangga yang mangganya tumbuh cukup banyak, atau saya perlu menjemput Non Yakira? Kalau boleh tahu Non Yakira posisinya di sebelah mana?" tanya Ajudan tersebut,
"Oh, baik. Nggak perlu, Pak. Biar saya yang jalan ke sana, terima kasih ya sudah menghubungi. Telponnya izin saya tutup ya, sekarang saya segera ke tempat Bapak parkir." jawab Yakira, gadis itu berjalan menuju petunjuk yang Ajudannya itu berikan.
Ia melihat seragam Ajudan di sana, Yakira segera menghampiri Ajudan tersebut. Lalu Yakira segera masuk ke dalam kendaraan roda empat-nya itu.
Sepanjang perjalanan, Yakira merasa perasaannya tidak enak, seperti ada sesuatu yang salah. Ia merasa gelisah. Apa karena ia terbiasa pergi bersama Lintang?
Yang lebih menjadi pertanyaan terbesarnya, mengapa Pengawal Pribadi-nya itu lepas tanggung jawab? Seharusnya Lintang selalu menjaganya. Tetapi, kini Lintang justru meninggalkannya. Kemana Lintang? Tidak seharusnya Lintang pergi, apakah Lintang pergi karena Ayah Yakira yang menyuruh Lintang pergi?
Yakira mencoba melihat kapan terakhir Lintang aktif di akun line-nya namun Lintang terakhir aktif kemarin.
Lintang adalah salah satu orang yang Yakira temui dan cukup dekat dengan Yakira karena jarak usia mereka yang tidak sampai berbeda 10 tahun. Sedangkan jarak usia Yakira dengan pegawai yang lain cukup jauh. Sehingga membuat Yakira merasa Lintang adalah teman satu generasi dengan dirinya.
Yakira bisa melihat dengan jelas gerbang rumahnya, para security di rumahnya menyambut kedatangan Yakira seperti biasanya. Bak seorang putri raja.
Ia menghampiri salah satu security yang cukup dekat dengannya, panggil saja Pak Didit. Pak Didit telah bekerja di rumah Yakira selama 8 tahun, 8 tahun adalah waktu yang cukup lama. Usia Yakira sekarang adalah 17 tahun.
Yakira bertanya, "Pak, boleh ngobrol sebentar?"
Lalu Pak Didit pun menjawab sembari tersenyum simpul, "Boleh sekali, Non Yakira. Dengan senang hati."
Yakira dan Pak Didit duduk di kursi taman, Yakira menghela nafasnya seakan ia lelah dengan pelajaran hari ini, Yakira tidak terlalu suka dengan belajar.
"Pak, tadi Yakira pergi ke tempat les dengan Kak Lintang. Tetapi, ketika akan pulang ke rumah justru Kak Lintang menghilang. Ajudan Ayah menelpon Yakira dan bilang bahwa Ajudan tersebut akan menggantikan Kak Lintang untuk sementara. Apa Bapak melihat Kak Lintang pulang ke rumah ini saat Yakira masih di tempat les?" jelas Yakira sembari kembali bertanya pada Pak Didit.
Pak Didit berdehem sembari mengingat, namun seingatnya Lintang tidak kembali ke rumah saat Yakira masih berada di tempat les, "Tidak, Non. Bapak nggak melihat Dén Lintang saat Non Yakira masih di tempat les hingga sekarang. Mungkin ada keperluan lain yang mendesak, Non Yakira khawatir ya dengan Dén Lintang?"
"Eh? Enggak, Pak. Yakira penasaran aja, tumben sekali Ayah mengizinkan Pengawal Pribadi untuk pergi dengan senang hati. Padahal kan sudah kewajibannya untuk menjaga dan melindungi Yakira dalam situasi apapun." Jawab Yakira seakan dirinya tidak peduli sama sekali dengan Lintang. Namun, jelas Pak Didit tidak mempercayainya. Pak Didit telah mengenal Yakira selama 8 tahun, tidak mungkin tebakannya akan meleset jauh dari perkiraan.
TBC
Kemana Lintang?

KAMU SEDANG MEMBACA
Langkah Rasa
Ficção AdolescenteLangkah Rasa, Semesta dan Yakira Paramitha. (Slow-update). Yakira Paramitha, gadis dengan hidup penuh kekangan yang diberikan oleh ayahnya. Lintang Saghara pun datang dalam kehidupannya menjadi seorang bodyguard pribadi. Sikap Lintang yang sang...