Nami berjalan sambil menatap potongan tisu yang ada di tangganya. Ia lantas menghela nafas dan memasukannya ke dalam tas. Tadi itu benar-benar memalukan. Entah mengapa Finn masih saja bersikap baik padanya selama ini, meskipun mereka sudah lama tak bertemu.
Sedangkan malaikat berjalan dengan tatapan lurus ke depan di sampingnya.
"Padahal kamu tinggal bilang, apakah itu terlalu sulit?"
Nami memutar bola matanya dengan decakan kesal.
"Kamu pikir gampang apa ngomong setelah sekian lama gak ketemu. Lagian masa tiba tiba aku minta bantuan dia. Keliatan banget kalo ada maunya"
"Tak masalah bukan? Kau hanya ingin minta tolong. Kenapa kau malah berpikir seperti memanfaatkan orang"
"Ihhh! Karena memang itu pikirkan kuuu! Gini ya tuan malaikat pikiran manusia dan malaikat itu beda. Tolonglah mengerti gimana perasaan ku tadi"
Dan benar bahwasanya pikiran malaikat dan manusia itu berbeda. Di sanalah titik masalah yang membuat mereka berdebat dan menjadikan masalah ini makin sedikit rumit.
"Mama kakak itu ngomong sendiri"
Nami menoleh ke arah halte di sampingnya dan menatap anak laki laki sedang menunjukkan jari ke arahnya.
"Ya ampun..."
Makinya dalam batin lalu menambah kecepatan langkahnya.
Malaikat hanya menggeleng melihat hal tersebut.Nami yang belum makan siang mampir ke sebuah toko cemilan dan membeli beberapa kotak makanan di sana.
Kemudian dia pulang ke rumah. Saat membuka pintu Moza, kucing nya sudah menunggu. Ia terlihat bangkit dari posisi dan mendekati tuan malaikat.
Nami mengecek kotak makan Moza apakah kucing itu sudah menghabiskan makanannya atau belum.
Sedangkan malaikat mengelus Moza sambil duduk si kursi meja makan.Nami duduk dengan keadaan lelah, harinya tidak berat namun pikiran yang telah memberatkan dirinya.
Finn terlihat begitu dewasa dan tampan. Wajahnya dengan rahang tegas dan rambutnya yang rapih membuat dirinya tak bisa menghilangkan bayangan berlukis indah dari pikirannya.
Melihat betapa baiknya laki laki itu setelah sekian lama Nami seperti merasa kesal pada diri sendiri.
Ingin sekali ia mengatakan banyak hal, tetapi sama sekali tidak bisa."Jadi mengapa kamu bisa menyukai Finn?"
"Enggak! Aku gak suka sama dia"
Elak Nami langsung dalam satu nafas."Kamu lagi memikirkan dia bukan, isi otak mu sedang memuji betapa tampannya Finn dengan rahang yang tegas itu"
"Heyyyy! Berhenti baca pikirann ku!"
Rasanya tidak nyaman sekali saat ada orang yang tau apa isi otaknya."Bagaimana caranya? Kamu sendiri seakan mengatakannya dengan sangat jelas. "
Nami menepuk jidatnya lalu berlanjut memegangi pelipis, entah mengapa ia sekarang seperti punya penyakit darah tinggi. Sedangkan Moza yang sepertinya tahu juga dengan perasaan Nami naik ke atas meja untuk menempelkan tubuhnya pada Nami. Menyerap energi yang buruk dari wanita itu.
Nami tersenyum sambil memeluk Moza.
"Kamu pinter sekali Mozaaa" pujian terlayangkan pada hewan berbulu itu.•••
Nami membiarkan Tuan malaikat tetap bersama Moza sedangkan Nami bermain handphone di atas tempat tidur setelah makan malam. Tentang handphone, ia berbohong kalau itu rusak. Ia sekarang mengerti demi menjaga kesehatan psikis dan tubuhnya Nami tidak perlu banyak bicara dengan tuan malaikat agar tidak ada emosi dan tangga nada yang baik pitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl With Guard- [ Completed ]
FantasyBagaimana jadinya jika tiba-tiba ada pria tampan yang masuk ke dalam hidupmu hanya untuk menjagamu? Sungguh terdengar seperti lelucon bukan. Terinspirasi dari komik 90 days