...

59 17 3
                                    

Perasaan aneh yang selalu menganggu dirinya. Ia bertanya tanya apakah nanti kehadirannya akan di terima. Apakah dirinya akan berharga.
Seharusnya ia bertanya pada tuan malaikat, mengapa ia begitu bodoh bisa tidak memanfaatkan informasi lengkap dari malaikat yang tau apapun.

Mereka sampai, di sebuah rumah yang memiliki halaman yang tak kalah besar. Rumah itu sepertinya di rawat dengan sangat baik.
Kini jantungnya mulai berdegup kencang. Nami hanya takut apa yang ia bayangkan tidak seperti yang akan terjadi.

Nami melangkah mendekat bersama Finn tetapi tiba-tiba pria itu mendapat telpon. Hingga hanya Nami yang menginjakkan kaki di depan pintu dan dengan seluruh keberanian ia mengetuk pintu tersebut.

Ia menghela nafas. Rumah ini terlihat kosong, mungkinkah orang di dalamnya sedang pergi.

Nami kembali mengetuk dan kali ini lebih keras lagi.
Ia melihat ke arah jendela dengan gorden yang tertutup, terlihat tidak ada siapapun.

"Nami"
Finn mengagetkan dirinya dan menarik Nami dari pikirannya sejenak.

"Apakah ini benar rumahnya?"
Tanyanya.

"Kenapa, kamu ada pekerjaan penting ya?" Tebak Nami bisa membaca raut Finn.

"Memang ada tetapi aku harus memastikan dulu dirimu"
Finn adalah laki laki yang bertanggung jawab dan baik.

"Kalo gitu kamu pergi aja, ini pasti bener rumahnya mama kok"
Dan seharusnya ia tidak menahan Finn dalam segala urusannya.

"Kamu yakin?"
Nami mengangguk, meskipun begitu terlihat kecemasan di wajah Finn.

"Aku akan pulang naik bus nanti, tenang aja."

"Kabari aku lagi setelah kamu bertemu mama mu"
Kata Finn sambil memegang pundak Nami sebelum pergi. Nami hanya mengangguk sambil melambaikan tangan.

Laki-laki itu masih terlihat khawatir, terus menatap ke arahnya bahkan ketika ia menggunakan helm.

Motor nya kemudian bergerak dan pergi menjauh, bahkan setelah meninggalkan rumah tersebut Finn masih memastikan dengan melirik ke spion motornya.

Nami menatap ke sekeliling, mungkin ibunya sedang tidak ada di rumah. Dia berjalan dari teras ke samping rumah di mana ada kebun kecil dan rumah pohon yang sedikit jauh dari rumah.
Hatinya, ia berangan tinggi memikirkan kehidupan baru ibunya yang lebih baik.

Nami kemudian duduk di bawah rumah pohon, ada ayunan di sana. Menatap ke atas mengamati apakah aman, bertanya pada diri siapa yang berbaik hati membuat tempat yang nyaman seperti ini.

Suara deru mobil mengagetkan dirinya. Nami kemudian berdiri dan bersembunyi di balik pohon besar. Ia bisa melihat mobil hitam masuk ke pekarangan rumah.

Seorang anak kecil turun dari sana sambil membawa mainan dan berlari ke teras rumah. Dan kemudian sosok lain menyusul wanita yang sudah memiliki rambut putih dengan senyum mengembang.

Di saat itu seakan nafasnya terhenti di saat merasakan sesuatu menekan jantungnya.

Kemudian laki-laki lain turun dari mobil menyamakan langkahnya dengan sang istri. Air matanya, menetes tanpa di sadari.

Ia bisa melihat keluarga yang begitu bahagia, melihat orang yang pernah ada dalam kehidupannya. Orang yang pernah memeluk dan melindungi dirinya kini punya orang lain untuk di kasihi.

Nami menundukkan wajahnya, dan bahkan ia yang tersakiti oleh dirinya sendiri. Apakah yang tuan malaikat harapkan padanya, ibunya terlihat begitu bahagia bahkan tanpa ada dirinya di sana.

Ia tidak bisa berjalan ke sana, menemui ibunya dan menyapa seakan mereka adalah orang yang dekat seperti dulu. Dalam isakannya, ada seseorang yang memperhatikan dengan tangan yang di lipat di depan dada.

Girl With Guard-  [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang