...

112 24 3
                                    

   Nami melambaikan tangannya pada Maria saat keluar dari toko. Ini sudah sore dan sudah waktunya tulisan di jendela toko berubah menjadi kata tutup.

Nami menyunggingkan senyum ceria sampai Maria selesai menutup toko dan beranjak dari sana.
Ia melangkah perlahan sambil menatap aspal.

Bagus sekali ia mendapatkan pekerjaan sekarang. Itu cukup menyenangkan tetapi ia memang selalu begini, selalu merasa kurang hidup, warna yang ada dalam dirinya hanya hitam dan putih.
Ia butuh warna baru tetapi tidak tahu harus mencari warna itu dari apa dan dari siapa?

"Apa kau sudah menghubungi ibu?"

"Aaaaa!"
Nami begitu kaget saat sebuah suara mengagetkan dirinya.
Ia sampai mengeluarkan ekspresi yang begitu mengundang tawa.

Ia menoleh dan menatap seorang di belakangnya dengan tatapan heran. Seorang laki laki tampan yang tidak ia kenal.

"Apakah... kita saling mengenal?"
Tanya Nami sambil melirik ke sekitarnya mungkin orang ini salah bicara.

"Ini aku. Malaikat pelindung mu"

Nami langsung menghela nafas panjang sambil membuang muka, apakah ia habis terkecoh sore ini?

Nami langsung menghela nafas panjang sambil membuang muka, apakah ia habis terkecoh sore ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tuan malaikat, kamu...berubah?"
Nami menatap dari atas sampai bawah berkali kali.
"Kamu habis dari mana?" Tanyanya lagi.

"Aku habis menolong seseorang"

"Dengan tampilan begini! Waaah pasti yang kamu tolong langsung klepek-klepek"
Nami sampai bergeleng geleng kepala dengan wajah yang masih terlihat keheranan. Tidak seharusnya heran pada kemampuan malaikat.

"Dia buta"

Nami langsung menutup mulutnya dengan wajah terkejut bukan main.
"Ya ampun mulutku, ya ampun ya ampun ya ampun. Nami mulutmuuu"
Nami sampai memukul pelan kepalanya.
"Apa tindakan tadi di tulis?"

"Seharusnya kamu tidak selalu bertanya"

Nami memberikan cengiran menanggapi hal yang ceroboh dan payah seperti nya. Lalu kembali melangkah, setiap langkahnya akan selalu di ikuti oleh malaikat.

"Jadi apakah kamu sudah menelpon ibu mu?"

"Bukankah aku udah menjelaskannya? Aku udah lamaaaaaaaaaaa gak berhubungan dengan mama"
Katanya dengan nada suara yang rendah. Padahal sebenarnya ia juga tak mau melakukannya.
"Lagian! Tuan malaikat sendiri gak ngasih tau gimana caranya buat nyari tau tentang mama!"
Nami malah marah-marah di tengah jalan.

Seorang wanita dan pacarnya yang baru pulang bekerja menatap ke arahnya keheranan. Mereka sudah mengira kalau Nami sudah gila.
Mengetahui hal itu Nami langsung mempercepat langkahnya, ini sulitnya berbicara pada sosok yang tidak di lihat oleh orang lain.

"Baiklah besok ikuti perkataan ku"
Katanya sambil terus melangkah ke rumah.
Nami mengerucutkan bibir dengan raut bingung.

"Kenapa besok?" Tanyanya sambil berusaha mengejar langkah panjang malaikat.

Girl With Guard-  [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang