jalan

53 17 0
                                    


Nami menjemput Moza saat istirahat makan siang, seharusnya ia ada di toko karena di saat itu keadaan di toko akan ramai.
Tetapi nyonya Maria mengatakan bahwa ia akan baik baik saja jika di tinggal sehingga Nami tidak merasa begitu ragu.

Dia berangkat membawa pet cargo yang baru ia beli di Pet shop, Moza terlihat sudah sehat dan itu membuat Nami bahagia.

Ia pulang menggunakan bus dan akan membawa Moza untuk beberapa jam di toko.

"Jadi, apakah kamu sudah bertemu ibu mu dengan usahamu sendiri?"
Kata malaikat yang sedang berdiri di samping etalase, dari nada bicara yang Nami tangkap mahluk itu seperti menyepelekan dirinya.

Nami meletakkan telpon di telinga nya sambil melirik apakah ada yang memperhatikan dirinya.

"Belum, aku cukup sibuk dan gak kepikiran ke sana beberapa hari ini"

Meskipun wajah tuan malaikat datar tanpa ekpresi Nami bisa menyimpulkan aura kesal padanya.

"Padahal aku sudah mengatakan bahwa Finn bisa membantu mu, mengapa kamu selalu berpikir ada cara lain yang lebih sulit"

Nami mengeram dalam hati dengan wajahnya yang terlihat begitu bosan dengan nama Finn terus di sebut.

"Nona tolong satu kotak coklat roll dan cookies"

Kata seorang pemuda padanya, pemuda itu terlihat datang dengan sahabat wanita nya.

Nami mengangguk sambil menyiapkan pesanan masih dengan telpon kosong di telinga nya.

"Mungkinkah kamu terlalu malu untuk bicara dengan Finn, malu karena kamu menyukainya?"
Tanya tuan malaikat lagi.

Nami meletakkan kotak di atas etalase.

"Enggak"
Tukas Nami.

"Apakah aku bisa meminta kartu ucapan?" Tanya pemuda tersebut

"Baik tuan"
Kata Nami sambil mencari kartu di laci.

"Kamu bisa dalam kesulitan jika tidak segera menemui ibu mu Nami, kamu harus percaya apa yang ku katakan"

"Apakah aku boleh meminjam bolpoin juga"
Ucapan mereka bersamaan.

"Apapa apaan itu!"
Nami berkata demikian untuk membalas ucapan tuan malaikat. Ia tak sengaja membentak membuat orang-orang keheranan.

"Em, maaf kalo begitu"
Tetapi pemuda tersebut berpikir ucapan itu di tujukan padanya.

"Ya ampun, maaf maaf, aku bicara pada orang di telpon... Anda boleh meminjam bolpoin"

Nami langsung mengambil bolpoin di laci kemudian ia sempat memberikan lirikan maut pada tuan malaikat.

"Kita bisa bicara nanti, aku lagi sibuk"
Kata Nami lalu meletakkan handphone sebagai bentuk dari berakhirnya pembicaraan mereka.

Nami bisa mendapatkan masalah jika masih melanjutkan percakapan mereka ketika ramai orang seperti ini, tuan malaikat tidak menghilang masih berada di sana berjalan mendekati Moza yang masih ada di dalam pet cargo.

Nami menatap kue kue yang ada di etalase. Terpikirkan olehnya untuk membawakan sebuah atau sekotak kue untuk Finn sebagai ucapan terimakasih. Apakah itu akan berlebihan? Tidakkah itu sepadan?

"Bawakan saja dia kue, dia tidak akan menolaknya"
Kata tuan malaikat dengan tubuh terfokus pada Moza.

"Jangan baca pikiran ku!!"
Kata Nami gemas, seharusnya ia tidak usah berpikir ketika selalu lupa kalau ada mahluk yang bisa membaca pikirnya.

Seluruh orang yang terkejut dan menatap ke arahnya. Nami terdiam dengan wajah yang menahan malu.
Sial sekali, ganjaran yang ia dapat saat membentak seorang malaikat.

Girl With Guard-  [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang