...

49 17 3
                                    


Sinar cahaya cerah yang ada di atas berbanding terbalik dengan biru mengerikan di bawah sana.

Nami masih memeluk pemuda itu dengan kedua tangan yang menyatu, mengepal erat dengan alis yang mengeluh, berkerut berharap sesuatu.

Mengapa dengan bodohnya ia ikut mengorbankan dirinya padahal ia sama sekali tidak pernah berpikir akan mengakhiri hidup.

Seketika ia menjadi hampir tak sadarkan diri, dengan telinga yang sudah mengemang di penuhi air dimana pun.

Terang.

Brukkk....

Suara batuk dan nafas yang sungguh melegakan.
Ia ada di darat secara tiba-tiba. Tepatnya berada di bibir pantai saat ini.

Ada tuan malaikat yang berdiri sambil menatap mereka berdua tanpa ekpresi seperti hal biasanya.

Pemuda itu bergulir sambil melihat ke sekelilingnya. Ia sedikit terkejut sambil terheran heran.
Nami merasakan ia seperti sudah menegak terlalu banyak air asin meskipun itu tidak sengaja.

"Kamu berdoa untuknya"
Kata tuan malaikat dengan sangat jelas.

Nami menatap tuan malaikat dengan wajah terkejut.

"Apakah itu bekerja?"
Jawaban yang langsung ia dapatkan ketika menatap ada sosok lain yang sangat tampan di samping tuan malaikat.

Nami sempat sempatnya berkata 'yes' sambil memaju mundurkan tangan bahagia.

"Baiklah aku percaya doa itu luar biasa"

Pemuda itu menatap sekelilingnya ketakutan dan aneh.
"Apa?! Apa yang terjadi?"

Nami menatap pemuda itu dengan wajah garang kemudian mengulurkan tangannya. Ia menarik telinga pemuda tersebut sampai yang punya tubuh merasa kesakitan.

"Akhirnya aku bisa melakukan ini"

"Apa yang kau lakukan!"

"Hey bodoh! Besok tinggal katakan saja jika kamu ingin mati, aku tidak akan segan-segan mencekik mu"
Gertak Nami membuat pemuda itu langsung diam dengan kemarahannya.

Pemuda itu menundukkan wajahnya sedangkan malaikat terlihat sedikit terkejut dengan ucapan Nami barusan.
Itu ucapan yang mengerikan.

Pandangan Nami teralihkan ketika melihat pergelangan tangan pemuda itu. Ia terdiam sejenak sebelum akhirnya berdiri. Sambil membersihkan pakainya yang terkena pasti. Dia basah kuyup dan sedikit kedinginan.

Beruntung saja dress-nya tidak menerawang.

"Ikut aku"
Kata Nami kemudian berjalan menuju ke luar, menjauh dari bibir pantai.
Laki laki tersebut mengikuti dirinya begitu juga dua malaikat.

Nami membeli sebuah jaket murah yang sedang di obral saat menuju ke supermarket. Cuacanya yang dingin bisa membuat dirinya demam jika tidak mencari kehangatan.

Pemuda itu dan dua malaikat menunggu di luar ketika Nami sedang membeli sesuatu.
Pelayan supermarket terlihat kebingungan menatap Nami yang terlihat begitu berantakan terutama rambutnya basah dan berantakan.
Buruknya rambutnya sedang di kepang sehingga ia tidak bisa merapihkannya.

Nami langsung duduk di depan Viktor yang terlihat kebingungan menatap dua malaikat itu.
Nami sudah menduga bahwa pemuda itu pasti akan kebingungan.

"Mereka?!..."

"Malaikat, bersikaplah wajar jika tidak ingin terlihat bodoh"
Kata Nami sambil membuka perban dan obat.

Pemuda itu masih menatap kedua malaikat heran.
Kedua malaikat seakan memberikan tatapan.
'bukankah sudah ku katakan?' Pada pemuda tersebut.

Girl With Guard-  [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang