19. Tumpahan

706 98 1
                                    

Tok tok tok

Arga dan Natha tersentak. Keduanya spontan menoleh pada seseorang di luar sana yang mengetuk jendela mobil Arga.

Arga membuka kaca mobil dengan raut keheranan. "Ada apa ya, Mas?"

"Kalau mau ngelakuin hal cabul jangan di sini, ganggu tau nggak? Kaya gak ada tempat lain aja," ucap pria itu dengan kedua alis tertaut. Tampak ekspresi terganggu dari wajahnya.

Arga memaksakan senyumnya. Cowok itu menganggukkan kepalanya, "Iya, Mas."

Setelahnya, pria itu pergi begitu saja. Arga kembali menutup jendela mobilnya, lalu menoleh ke arah Natha dengan senyum miring. "Takut banget kelihatannya."

Natha membuang muka. Jantungnya masih berdetak kencang karena ketakutan.

"Tenang aja, gue gak bakal perkosa lo di sini kok. Gue juga masih punya akal buat gak ngelakuin hal itu di tempat kaya gini. Mungkin nanti kita perlu nyewa hotel buat—"

"Berhenti bicara hal cabul! Jangan harap gue mau ngelakuin itu sama lo," ucap Natha penuh penekanan.

Arga terkekeh sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. "Gitu ya? Ya udah kalau gitu, silahkan keluar," ujar Arga sambil membuka pintu mobil di sisi Natha.

Natha sudah hendak keluar, namun Arga telah lebih dulu menahan tangannya. "Lo aman kali ini, tapi gak tau nanti."

Natha menepis tangan Arga kasar. Ia membuang muka dengan raut tak tenang, "Terserah! Yang penting mulai sekarang hubungan kita berakhir. Jangan pernah hubungi gue lagi!"

"Kita liat aja nanti," balas Arga.

Lalu Natha keluar dari mobil itu. Ia hendak segera pergi tatkala Arga kembali berucap.

"Jangan seneng dulu, karna mulai dari hari ini, gue bakal ngelakuin sesuatu yang buruk ke lo, Zeanatha."

Mendengar itu, Natha tak menggubris dan lebih memilih pergi dengan secepat mungkin. Ia berusaha tak mempedulikan jantungnya yang berdegup kencang memikirkan perkataan Arga.

Karena Natha hanya ingin pulang secepatnya.

•••

Pada akhirnya, tangis Natha pecah juga. Ia tak bisa menahan segala rasa takut bercampur sesak yang datang menyerangnya. Semuanya tumpah begitu saja.

Ucapan Arga tadi .... terdengar sangat menyeramkan. Natha tak tahu apa yang cowok itu rencanakan. Natha tak tahu apa bahaya yang sedang mengancamnya di luar sana.

Natha hanya berharap bahwa ucapan Arga tadi hanya untuk membuatnya takut.

Pun, rasa sakit hatinya terus menerus meluap. Ia tak menyangka Arga bisa seperti itu. Selama ini, Arga tak pernah berperilaku menyeramkan seperti tadi. Natha merasa ... ketakutan.

Arga yang ia kenal adalah cowok yang baik. Rasanya terlalu mustahil mendapati sikap cowok itu yang berubah 180 derajat. Belum lagi bahwa Arga mengakui dirinya yang berselingkuh. Natha hanya tak percaya bahwa selama ini dirinya dikhianati. Natha tak percaya bahwa selama ini Arga mendekatinya karena suatu alasan yang buruk.

Benar kata Shaka dan Jia, Arga memang bukanlah orang yang baik. Namun, bagaimana bisa Natha baru menyadarinya sekarang? Kemana saja ia selama ini sampai betah terjebak bersama cowok seperti Arga? Bagaimana bisa Natha terlambat sadar?

Mistake✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang