Teman-teman Shaka kini tengah berkumpul di ruang tengah apartemennya. Entah apa gerangan sampai mereka bisa berkumpul seperti ini.
Katanya sih karna besok libur, dan tugas mereka juga sudah selesai semua. Makanya mereka memilih menghabiskan waktu luang di apartemen Shaka.
Entah itu benar atau tidak, mengingat mereka kecuali Shaka, Ethan, dan Jeje adalah mahasiswa pemalas yang kerjaannya hanya main game dan tidur. Rasanya terlalu mustahil jika tugas yang diberikan dosen sudah selesai.
Lalu, kenapa harus apartemen Shaka? Karena itu adalah tempat paling nyaman sekaligus paling bebas. Selagi tidak mengganggu Natha, mereka boleh melakukan apa saja. Main game, merokok, main catur, dan lain-lain. Kecuali mabuk-mabukan, karena yang ada Shaka akan mengusir mereka jika itu beneran terjadi.
Ya walaupun .... umur mereka juga sudah legal, tapi tetap saja. Jika ingin mabuk-mabukan, maka jangan di apartemen Shaka. Itu adalah aturan mutlak.
Kondisi apartemen Shaka kini sudah sangat berantakan. Di sofa, ada Mahesa, Wira, serta Dika yang sedang mabar sambil merokok.
Di karpet bawah, Jero dan Bimo sibuk bermain PlayStation.
Sedang di sisi lain, ada Ethan serta Jeje yang sedang mengobrol berdua.
Shaka sendiri baru saja keluar dari kamar mandi, cowok itu dikejutkan dengan kekacauan yang terjadi. Sampah makanan berserakan, bekas rokok serta komik yang entah siapa pemiliknya.
Shaka menggelengkan kepalanya pelan. Ia berjalan menuju dapur, niatnya sih mau sekedar minum air putih.
"Eh, Jero udah punya pacar tau, Yeira namanya, adik tingkat," celetuk Mahesa yang membuat mereka kompak menoleh, termasuk Shaka yang sedang ada di dapur.
"Masa sih? Modelan Jero begini mana ada yang mau," sahut Bimo tak percaya. Yang spontan mendapat tabokan dari Jero di sampingnya.
"Yeuu ngaca ya monyet, lo juga sebelas dua belas ama gue, bedanya gue satu tingkat di atas lo," ujar Jero.
"Idih, pede abis lo Jer." Bukan Bimo yang menyahut, melainkan Dika.
"Emang Yeira itu yang mana?" tanya Wira penasaran.
"Yang ini nih." Mahesa mengeluarkan ponselnya, lalu menunjukkan foto Yeira.
Mereka termasuk Shaka kemudian melihat foto Yeira yang ada di ponsel Mahesa. Jero berdecak setelahnya, "Lo kok punya foto Yeira sih?" protes Jero tak terima.
"Mahesa kan hobi ngoleksi foto-foto degem kampus, Jer," jawab Dika.
"Anjir lo Mahesa! Gak ada kapok-kapoknya, diputusin Myna tau rasa lo," semprot Bimo, menggeleng-gelengkan kepalanya tak habis pikir.
Mahesa hanya bisa cengengesan. Ya .... mau bagaimana lagi, dia kan memang pencinta cewek cantik.
"Btw, kok bisa sih cewek secantik itu mau sama lo, Jer? Pake pelet lo, ya?" tuduh Dika. Cowok itu merasa sedikit tidak ikhlas karena teman seperjombloannya sudah mempunyai pacar, sedangkan dirinya sendiri malah masih terlibat dalam hubungan friendzone.
Menyedihkan.
"Lo kalo ngomong kurang ajar banget ya, Dik. Gini-gini gue ganteng loh," ucap Jero sambil berpose ganteng.
"Kelakuan lo yang gak ganteng, Jer," balas Jeje yang seketika disetujui oleh yang lain. Lagi pula, siapa yang tidak tahu kelakuan seorang Jero? Dia itu sebelas dua belas dengan Mahesa, sama-sama pencinta cecan, suka malu-maluin lagi.
Bingungnya, kenapa masih ada cewek yang suka dengan mereka? Padahal, kelakuannya hampir sama seperti monyet. Ya walaupun .... mereka memang ganteng, tapi tetap saja kharismanya akan luntur jika sudah bertingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mistake✔️
Novela JuvenilBagi Arshaka, hanya ada dua perempuan yang menjadi prioritas di hidupnya. Pertama adalah ibunya, dan kedua adalah Zeanatha Aileen. Bagi sebagian orang di kampus, Natha adalah cewek paling beruntung. Memangnya siapa yang bisa membuat Shaka luluh se...