3. Pembalasan Natha

1.5K 192 9
                                    

Karna nanti malam aku mau keluar, jadi update duluan!

Selamat membaca! Jangan lupa vote dan komennya ya.

"JI!" seru Natha dari kejauhan. Cewek itu berlari menghampiri Jia yang berada di parkiran.

Jia yang awalnya sedang sibuk dengan ponselnya menoleh, "Kenapa?"

Natha tersenyum sampai matanya menyipit, "Ikut ke kost-an lo ya?" pinta Natha dengan wajah berseri-seri.

Jia mengernyitkan keningnya heran, "Ngapain?"

"Ikut aja, emang gak boleh?"

Jia menghembuskan napasnya, "Ya udah, ayo."

Jia berjalan menuju parkiran diikuti oleh Natha yang tersenyum simpul. Jia menyerahkan helm pada Natha yang langsung dipakai oleh cewek itu. Setelahnya, kedua cewek itu keluar dari fakultas dengan Jia yang membonceng Natha.

Sampai di kost-an Jia, Natha langsung merebahkan dirinya di kasur milik Jia. "Aduhhh capeknyaaaa."

Jia memutar bola matanya malas. Ia meletakkan tasnya di meja, lalu duduk di kursi belajarnya seraya memainkan ponsel yang tak lepas dari genggaman sejak kepulangannya.

"Jia Jia Jia, gue nginep ya?" pinta Natha dengan mata mengerjap-ngerjap. Ia sedang berlagak sok imut agar Jia mau menuruti keinginannya.

"Ngapain nginep? Tiba-tiba banget," ujar Jia keheranan.

Natha cengengesan. Cewek itu bangkit dari posisi rebahannya, lalu duduk sambil menyandar pada kepala ranjang.  "Shaka lagi diemin gue nih." Natha memulai sesi curhatnya.

Jia telah sepenuhnya mengalihkan perhatiannya dari ponsel saat Natha mulai bercerita. Cewek itu mengangkat kedua alisnya penuh tanya. "Diemin gimana? Lo buat salah lagi?"

Natha menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Ya .... gitu, gue bohongin dia kemarin."

Jia membelalakkan matanya, ia berpindah duduk di samping Natha, lalu menatap sang sahabat dengan tatapan menuntut. "Yang jelas kalau cerita, jangan setengah-setengah."

Natha lalu menceritakan apa yang terjadi kemarin kepada Jia. Tentang Shaka yang melarangnya untuk jalan bersama Arga. Tentang Natha yang tak menuruti ucapan Shaka. Dan tentang Natha yang berbohong bahwa ponselnya lowbat.

Jia sampai tak habis pikir setelah mendengar cerita Natha. Cewek itu mendengkus kasar, lalu mencubit pelan tangan Natha yang membuat si empunya tak terima. "Sakit tauuu!"

"Itu hukuman buat lo yang udah bohong! Lagian ngapain juga sih dibilangin malah gak nurut?!" ujar Jia dengan kening berkerut tanda tak suka.

Natha jadi merasa terpojokkan. Baik Shaka maupun Jia sama-sama menyalahkannya, meskipun memang benar ia yang salah di sini.

"Gue kan cuma pengen jalan sama pacar gue sendiri, kenapa gak dibolehin coba? Aneh banget," dumel Natha pelan. Ia mengusap bekas cubitan Jia yang sedikit kemerahan.

"Shaka itu gak mau lo kenapa-kenapa, makanya dia gak kasih izin."

Natha berdecak sebal. "Omongan lo kaya seakan Arga punya niat jahat aja! Dia tuh pacar gue tauuu!"

Jia mengendikkan bahunya, "Kan bisa aja dia beneran punya niat jahat sama lo."

Tak terima, Natha memukul pelan bahu Jia sebagai pelampiasan. "Suudzon! Kenapa sih, lo sama Shaka tuh suka banget suudzon sama Arga? Padahal dia baik banget lho sama gue."

"Keliatan baik kali, aslinya setan," ceplos Jia asal, yang lagi-lagi mendapat pukulan ringan dari sang sahabat.

"Ih! Mulutnya kurang ajar banget!"

Mistake✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang