Epilog

1.7K 96 13
                                    

Shaka membatalkan pertunangannya sendiri setelah ia menelpon Natha di malam itu.

Natha tentunya kebingungan dengan fakta itu. Lebih bingung lagi saat mengetahui baik Ardi maupun Sania tidak ada yang protes tentang itu.

Tidak ada yang membahas mengenai batalnya acara pertunangan Shaka saat Natha pulang ke rumah. Seakan apa yang terjadi bukanlah suatu hal yang besar. Besoknya, semua anggota keluarga menjalani keseharian mereka seperti biasa seperti tidak ada yang baru terjadi.

Karena tidak ada yang membahas perihal itu, Natha jadi tidak berani untuk bertanya dan memilih diam saja.

Tak terasa, beberapa bulan telah berlalu. Hari ini merupakan hari besar untuk Ardi dan Sania karena telah 30 tahun menikah. Untuk memperingati itu, kedua orang tuanya sepakat membuat pesta yang mengundang beberapa teman-teman terdekat mereka.

Sebentar lagi acara itu akan dimulai, dan sekarang Natha tengah mematut dirinya sendiri di depan cermin dengan gaun yang pas di tubuh rampingnya.

Sebuah gaun off-shoulder berwarna navy yang mampu membuat Natha tampak cantik malam ini. Natha sendiri memilih menggerai rambutnya agar bahunya tidak terlalu terekspos. Ia tersenyum di depan cermin saat memastikan bahwa penampilannya telah sempurna.

Natha melangkah keluar dari kamarnya menuju halaman samping tepat di mana pesta itu diadakan. Orang-orang telah berdatangan. Ardi dan Sania sendiri telah berada di sana untuk menyambut kenalan mereka yang hadir.

Natha melirik sekitarnya yang terdapat meja-meja bundar dengan lampu-lampu di atasnya. Ia melempar senyum saat bertemu tatap dengan tamu-tamu yang datang.

Tatapan Natha terhenti pada panggung kecil yang disediakan di ujung halaman. Matanya menatap pada lelaki yang tengah sibuk di atas sana. Lelaki dengan kemeja navy yang membalut tubuhnya.

Natha tertegun sesaat, lalu melirik gaunnya sendiri. Hembusan napas keluar dari mulutnya. Bagaimana bisa mereka kompak memakai baju dengan warna yang sama padahal sedang tidak janjian?

Natha memilih untuk tak ambil pusing dan berjalan menghampiri Ardi dan Sania. "Happy 30th anniversary," ucap Natha dengan senyum yang membingkai wajahnya.

Ardi dan Sania tersenyum mendengar itu. "Makasih ya, Sayang," ucap Sania seraya membawa Natha ke dalam pelukannya.

Mereka mengobrol beberapa saat sampai kemudian Natha memilih untuk menjauh karena tak ingin mengganggu Ardi dan Sania yang sedang menikmati waktu mereka.

Natha menyingkir dan berdiri di dekat meja bundar. Ia bersenandung menikmati alunan lagi yang dinyanyikan oleh band yang sedang tampil.

Raut kebingungan muncul di wajahnya saat lagu selesai dan Shaka naik ke atas panggung. Tampak lelaki itu yang tengah mengarahkan micnya ke depan mulut seraya berucap, "Boleh minta perhatiannya sebentar?"

Pandangan orang-orang kini tertuju pada Shaka. Sama seperti Natha, orang-orang juga menunjukan raut kebingungan.

Di depan sana, Shaka menarik napasnya, lalu menghembuskan pelan dengan mata yang tertuju pada Natha. "Saya mau nyanyiin lagu buat dia yang ada di sana. Perempuan yang membuat saya gak pernah menyerah untuk memperjuangkan dia selama 14 tahun lebih."

Kala itu, Natha tersentak mendengar penuturan itu. Terlebih saat tatapan orang-orang kini telah beralih ke arahnya. Ia tak bisa menyembunyikan kegugupannya, bahkan setelah suara musik terdengar, ia masih dilanda rasa gugup.

Mistake✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang