"Jangan tersenyum, itu membuat ku sakit"
.
.(Selamat membaca)
.
🌻
Pagi di hari berikutnya telah tiba, mentari pun mulai muncul ke permukaan untuk menerangi wilayah kota Seoul saat itu.
Aku sudah siap dengan pakaian ku untuk ke kampus, tapi sebelum itu aku harus pamit pada Renjun, melihat kondisi lukanya, dan kembali menukar perbannya yang ada di kaki beserta tangannya.
Iya, dia tidur di kamarku semalam. Dan juga, aku masih menyempatkan diri untuk membuatkan bubur serta menyuapinya karena tangannya masih luka dan di baluti perban. Lukanya belum kering.
"Sudah, kamu ke kampus saja sekarang, nanti telat"
"Masih banyak waktu Renjun, jangan keras kepala!"
"Hehe iya-iya"
Bahkan dia masih bisa tersenyum dan tertawa di kala dia sedang sakit parah seperti ini. Manusia unik.
"Nih, satu suapan lagi terus habis.. aaaaaa" Aku menyodorkan sendok yang berisi bubur itu, dan tentu saja Renjun memakannya.
Saat ini aku seperti perawat yang sedang merawat pasien yang baru saja siuman.
"Nanti sebentar kak Jaehyun akan datang ke sini, aku yang minta"
"Lah? Kenapa?"
"Biar nemenin kamu, masa aku tinggal sendirian sih, kan takut itu pelaku yang buat kamu seperti ini datang terus bunuh kamu gimana?"
"Cieee khawatir" Godanya.
"Dah ah males"
"Hehe bercanda doang"
Aku hanya tertawa kecil. Rasanya ketika melihat pria ini aku ingin selalu tersenyum dan tertawa.
"Taera gue datang nih!"
Suara dari luar, suara berat khas milik kak Jaehyun.
"Eh kak Jaehyun udah Dateng, kalo gitu aku pergi dulu yee... Jaga diri baik-baik, jangan sampai terluka lagi. Aku sayang kamu"
Aku berjalan keluar, meninggalkan Renjun sendiri di kamar dengan ekspresi nya yang begitu lucu ketika aku mengucapkan kalau aku sayang padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly
FanfictionSedikit cerita tentang seorang pria berdarah asli Tiongkok, yang tinggal di Korea. pria dengan segala senyuman manis yang selalu dia berikan kepada semua orang, baik yang menghargainya maupun tidak. Huang Renjun, punya senyum yang manis bukan berart...