🌻22. Disaster : part III

10 9 1
                                    

Tidak ada kata putus asa bagi kami, jika korban belum di temukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada kata putus asa bagi kami, jika korban belum di temukan
.
.




(Selamat membaca)
.




🦋


Setelah mendapat kabar kalau sekolah menengah pertama dan atas mengalami kerusakan dan bahkan belum di evakuasi sama sekali, para tim penyelamat dan juga para medis pun bergegas menuju TKP. Tim di bagi menjadi dua, Taera dan teman-temannya ikut juga. Setelah melihat kondisi gedung universitas dan pencakar langit sudah mulai selesai di evakuasi, mereka juga sedikit lega, dan bisa kembali mencari korban di sekolah.

Tenda darurat pun di pindahkan di dekat TKP, dan medicube pun ikut di bawa menggunakan helikopter.

Bersyukur saja, jarak SMA dan SMP berdekatan, jadi bisa memudahkan menaruh letak tenda darurat dan medicube. Tentu saja menaruhnya tepat di pertengahan antara SMA dan SMP.

Taera bersama Renjun ikut yang lainnya mengevakuasi ke SMP terlebih dahulu. Renjun mengikuti saja karena perintah Taera. Gadis itu mengkhawatirkan Mashiho, padahal dia bukanlah kakak kandungnya, namun Taera sudah menganggap Mashiho adalah adiknya sendiri.

Melihat kondisi Reruntuhan sekolah membuat Taera semakin khawatir dengan kondisi Mashiho.

Jangan lupakan juga, Renjun pun datang ke sini karena bisa saja Kyujin adiknya kemarin pergi ke sekolah.

"Eh apa ini?" Tangan Taera terulur menyentuh apa yang baru saja mendarat di kepalanya.

"Helm keselamatan. Kita bisa mencari korban di dalam, ayo"

Renjun menarik tangan Taera, membawanya ke dalam reruntuhan yang gelap.

Hanya di bantu dengan senter LED yang sudah tertempel di helm, bisa memudahkan mereka untuk melihat dengan jelas di kegelapan nya runtuhan.

"Tolong.. ku mohon tolong kami"

Suara barusan membuat Taera dan Renjun berlari mencari dimana sumber suara tersebut.

"Kalian baik-baik saja?" Tanya Taera setelah mendapat siswa yang baru saja meminta pertolongan.

"Tolong bawa kami keluar dari sini kak" Pinta siswa tersebut.

"Baiklah, ayo kita keluar dari sini" Ajak Renjun.

Mereka membawa dua siswa tersebut untuk keluar.

"Seseorang tolong kami! Ada yang terluka!"

Hendak pergi, suara barusan menarik perhatian Taera. Suara yang begitu familiar di telinga nya.

"Renjun, kamu bawa mereka keluar dari sini, Jangan lupa untuk memeriksa nya dan pasangkan triase" Titah Taera pada Renjun.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang