Sedikit cerita tentang seorang pria berdarah asli Tiongkok, yang tinggal di Korea. pria dengan segala senyuman manis yang selalu dia berikan kepada semua orang, baik yang menghargainya maupun tidak.
Huang Renjun, punya senyum yang manis bukan berart...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku tau kamu lelah, tapi setidaknya jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidup. Jangan seperti ku dulu. Sekarang, aku juga akan membantumu lepas dari bebanmu yang menghantui" . . (Selamat membaca)
🌻
"Ngapain sih pagi-pagi buta udah ngajak jalan? Mau ngomong apa?"
Pagi itu aku bingung, Renjun datang ke rumah lalu mengajakku jalan. Tidak masalah, hanya saja ini MASIH JAM 5 PAGI LEWAT.
"Pengen saja. Aku bosan di rumah. Ke sungai Han mau gak?"
Aku sempat berpikir, lalu mengangguk, menyetujui ajakan Renjun.
Pagi itu masih sangat sepi, dan juga sangat dingin. Aku menggunakan baju hangat ku, di baluti jaket dan menggunakan celana panjang.
Tidak jauh lagi jarak kami dengan sungai Han, tinggal beberapa meter saja. Entah kenapa, sungai Han sangat bagus untuk beristirahat.
"Renjun" Lirihku.
"Kenapa?"
"Kamu gak dingin? Kamu hanya pakai baju kaos biasa sama celana panjang. Badanmu gak dingin?"
"Lumayan sih. Tadi lupa bawa jaket"
Aku tersenyum, kemudian mendekat pada nya. Ku buka resleting jaketku, kemudian memberikan juga sebagian pada Renjun, atau bisa di bilang, dua orang dalam satu jaket.
"Masih dingin?"
"Gimana mau dingin kalau dekat sama kamu"
Aku tercekik, kemudian mencubit pipinya pelan. "Gombal"
Kami berdua berjalan di pinggiran sungai Han, menikmati angin pagi yang begitu dingin dan menyegarkan. Terkadang bercerita, bercanda, kemudian tertawa.
"Mau ke rumah gak?" Tawar Renjun.
"Gak mau. Takut sama papa mu"
"Dia lagi ga di rumah, mama juga lagi keluar, mungkin besok pulang"
"Yaudah deh kalo gitu"
🦋
"Kyujin kakak pulang"
Aku masuk dengan sedikit takut ke dalam rumah Renjun, bisa saja kan kalau papa nya mendadak pulang? Atau mamanya.
"Kak ini– kak Taera?"
"Oh hai Kyujin!"
Kyujin berlari, menghampiri kami berdua yang baru saja masuk ke rumah.
