Part 6

1K 72 0
                                    

"Kok gue norak ya lihat orang banyak kek gitu? emangnya ada acara apa sih?" gumam Asheylla saat melintasi pagar rumah Afrizal.

"Hah itu kan April? berarti ini pengajian atau apa sih?" gumam Asheylla lagi, lalu dirinya melanjutkan jalannya menuju rumah tantenya, karena dirinya habis keluar untuk membeli makanan.

"Nanti tanya Tante." Asheylla terus melangkahkan kakinya cepat menuju rumah tantenya, ia pun menatap tajam ke arah handphonenya.

"Zal, ini uang lo." April menyerahkan uang itu, namun Rizal menolak.

"Saya ikhlas, gak usah bayar."

"Tapi kan ini hutang--"

Afrizal melengos pergi ia meletakkan uang April di atas meja.
"Zaaaaal...." Teriaknya membuat beberapa orang melihat ke arah dirinya. "Susah payah ngumpulin, eh gak diterima."

"Jangan teriak-teriak, masuk!" titah Linda, April pun duduk disamping Linda, dan seperti biasa dirinya hanya memakan cemilan yang ada dihadapannya dan tak mendengarkan isi ceramah pengajian malam itu.

---

"Ngapain sih ngajak ketemu?" tanya Vano sambil berjalan mendekat ke arah Asheylla berdiri, Asheylla menatapi bunga-bunga yang ada di hadapannya, lalu ia berpaling dan langsung memeluk Vano secara tiba-tiba.

"Kangen...." Lirihnya tak melepaskan pelukannya.

"Lepasin! nanti April lihat," tukas Vano.

Asheylla pun cemberut lalu menunduk sendu.
"Gue capek kita sembunyi-sembunyi terus," lirih Ashey sambil duduk, Vano pun ikut duduk bersamanya.

"Gue gak bisa lepasin April!"

"Kenapa gak bisa sih? gue juga mau jadi yang utama!"

"Lo tau kan! gue pertahanin April untuk apa? dia mudah banget untuk dimanfaatkan, kalau gue putus sama dia siapa yang ngerjain tugas gue?"

"Lo? apa lo bisa Shey?"

"Lo gak bisa Shey, nilai lo sangat parah dibandingkan nilai April!"

"Lo ngehina gue, bandingin gue?" tukas Ashey tak terima setelah mendapat perbandingan dari Vano.

"Iya lo bisa apa emang? emang benar kan lo gak ada apa-apanya dibandingkan dengan April?"

"Oke gue gak ada apa-apanya dibandingkan dengan April! tapi gue kemarin lihat April datang ke pengajian apa lo suka sama cewek yang seperti itu?"

"Ya gak papa, itu agama dia aku hargai dia."

"Ingat kita beda sama dia, lo gak akan pernah bersatu sama dia!" Ashey melangkah pergi meninggalkan Vano sendirian di belakang sekolah itu.

"Arghhh!" Vano frustasi lalu Vano menendang kaki kursi yang ada di hadapannya.

Vano kembali ke dalam kelas, menemui April.
"Pril ini buku-buku gue, lo kerjain yah tugas gue, gue gak paham. Gue mau latihan futsal dulu!" Vano sempat mengelusi rambut April dengan lembut, April pun hanya mengangguk santai.

"Kok lo mau sih ngerjain tugas Vano?" Ashey beranjak dari kursinya lalu berdiri di depan meja milik April.

"Ya gimana lagi, kalau gak mau ngerjain dia bilang mau selingkuh bahkan bisa-bisa dia nyakitin gue lebih," jelas April dan membuat Ashey tersenyum sinis.

"Kalau ternyata dia udah selingkuh?" Ashey kembali bertanya.

"Aku yakin kok dia gak gitu," balas April dan menatap tajam ke arah Asheylla.

"Biasa aja tatapannya, gue tu bilang gitu gue juga takut sahabat gue yang cantik imut super ini sakit hati karena Vano," Asheylla terkekeh sambil mencubit pipi April.

Bidadari SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang