Part 19

878 55 5
                                    

Pagi itu, Afrizal hanya terduduk termenung di teras rumah April. Afrizal hanya melirik sekilas ke arah orang-orang yang melewatinya  yang sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

"Zal, kata bunda makan dulu tuh!" suruh April.

Afrizal tetap melamun, tak mendengarkan perkataan April.
"ZAL!" pekik April.

April melirik sekilas ke arah April, lalu ia kembali menunduk.
"Saya lagi gak lapar Pril, duluan aja makannya!"

"Yaudah." April kembali melangkahkan kakinya menuju ke arah dapur, di sana juga sudah ada umi Hasna dan bunda yang menyiapkan makanan.

"Eh, mana abang Rizal Pril?" tanya Haikal.

"Gak tau, katanya gak lapar," ketus April langsung duduk di samping bang Arlan, April langsung mengambil piringnya dan ia mengambil beberapa potong ayam, lalu ia makan.

Setelah semuanya selesai makan, April kembali keluar rumah, ia berniat santai duduk di halaman sambil melihat orang-orang lagi mendekorasi pelaminan.

"Zal lo mau kemana?" tanya April ketika melihat laki-laki itu hendak menuju mobilnya.

"Keluar sebentar!" sahutnya datar.

"Gue ikut ya!" teriak April.

"Maaf Pril, gak bisa! saya ada urusan penting," tolak Afrizal.

Seketika wajah April langsung berubah menjadi sendu, "Yaudah, nitip buah-buahan aja."

"Nanti gue chat, buah apa aja yang harus dibeli!" ucap April pelan, tapi masih dengan nada kesalnya.

Afrizal hanya mengangguk, lalu masuk ke dalam mobilnya.
"Aneh banget sih Afrizal hari ini," gerutu April.

April pun masuk ke dalam rumah, untuk menanyakan kepada sang bunda dan umi buah apa yang harus di beli buat cuci mulut untuk para tamu nanti.

---

Afrizal berjalan tegak menemui seorang perempuan yang sedang berdiri di tepi danau.
"Assalamualaikum..."

"Wa'alaikumussalam, abang ngapain ngajak Sofia ketemu di sini?" sahut Sofia.

"Abang mau minta maaf sebanyak-banyaknya sama kamu Fi, abang minta maaf ya..."

"Abang gak punya salah apa-apa sama Fia, untuk apa minta maaf?" sahut wanita itu tanpa menatap lelaki yang berdiri di sampingnya.

Afrizal menghela napasnya, "Abang cari kamu kemana-mana Fi, tapi rupanya kamu di sini?"

"Maafkan Fia bang, Fia gak ada kabar."

"Selamat ya bang, besok abang udah nikah, mending abang fokus ke nikahan abang, dan masa depan abang...." Lirih Sofia, tanpa disadari air matanya menetes begitu saja.

"Abang juga harus lupakan Fia! begitu juga Fia harus lupakan abang!"

"Fi, maafkan abang gak bisa menepati janji abang, abang juga udah berusaha untuk cari Fia, tapi abang gak tau sama sekali keberadaan Fia, saat di sekolah waktu itu juga abang gak pernah bertemu dengan Fia."

"Berarti orang yang Fia lihat di depan rumah Fia waktu itu benar-benar abang?"

"Fi...abang..."

"Bang, abang fokus aja sama April, jagain sahabatnya Sofia ya bang!"

"Maafin abang, gak pernah berjuang apa-apa untuk kamu, maafin abang-" Afrizal tak mampu menahan air matanya untuk turun.

"Abang udah berjuang untuk Sofia, abang gak salah, kita tidak bisa melawan takdir bang!"

Bidadari SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang