Part 27

846 64 1
                                    

"Gue harus kembali, ke ruangan abi Farhan." April berjalan meninggalkan tempat duduknya, ia membayar makanan yang ia pesan lalu pergi ke ruangan abi Farhan.

"Dokter, abi baru saja tidur," ucap Abian dengan terkaget ketika April memasuki ruangan itu.

"Aku April bukan dokter," April melepaskan cadarnya lalu melepaskan jas putih yang sering dokter kenakan.

"Kok bisa pakai gini sih Pril, sama dokter Jasmine tau," ucap Abian.

"Panjang ceritanya."

"Mata kamu sembab si Pril?"

"Susah dijelasin bang, ini kasih ke dokter Jasmine," ucap April seraya menyerahkan jas itu, jas itu memang bernama tag Jasmine.

Abian pun bergegas mengantarkan jas itu, saat berada di ambang pintu ruangan dokter Jasmine, Abian melihat Afrizal berjalan bersama perempuan menuju ke arah yang di mana ada seorang perempuan paruh baya dan sedang mendorong kursi roda.

"Sofia, dia ada disini?" gumam Abian, lalu abian mengangguk paham kenapa April mengenakan pakaian itu tadi.

Bagaimana sahabat-sahabat Afrizal tidak tahu dengan perempuan yang bernama Sofia itu, Sofia dulu pernah main ke pasantren dan ikut belajar di sana setiap sore hari, maka dari itu juga para santri mengetahui bahwa Sofia pernah dekat dengan Afrizal.

---

"Pril kita pulang yuk!" Afrizal mengambil tangan April lalu menggenggamnya, April terus menatapi wajah abi Farhan yang tertidur pulas.

"Sayang, abi Farhan kan udah tidur, kita pulang yuk, masih banyak urusan di pondok ya!"

April tak menyahut, ia melepaskan genggaman tangan Afrizal dengan pelan, lalu ia berjalan ke arah Abian.

"Bang, April pulang, assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam," sahut Abian dingin, ia merasa iba kepada perempuan itu berjalan dengan seperti tak berdaya, pandangannya juga begitu kosong.

"Aku pulang ya Bian, Assalamualaikum," pamit Afrizal.

"Wa'alaikumussalam," sahut Abian lagi.

Di tengah perjalanan April hanya diam tak berbicara apapun, Afrizal semakin bingung dengan sikap April yang begitu pendiam seketika.

"Sayang mau mampir dulu gak ke minimarket?" tawar Afrizal, April hanya menggelengkan kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah kata.

Afrizal pun pasrah, mungkin bad mood pikir Afrizal.

"Turunin gue di sini Zal!" pinta April, Afrizal pun kaget dengan permintaan April barusan ditambah dengan kosakata yang sudah jarang April keluarkan untuk dirinya.

"Turunin gue Zal!" ucap April penuh penekanan.

"Kenapa ingin turun sih Pril? kalau mau turun di sana, ada taman kamu mau main di sana?" wajah Afrizal tetap santai seakan tak terjadi apa-apa.

"Turunin!" tegas April dengan wajah seriusnya membuat Afrizal menghentikan mobilnya dan menatap April dengan wajah cemasnya.

"Kenapa mau turun Pril?" tanya Afrizal sekali lagi.

April melepaskan tangan Afrizal yang memegangi wajahnya. Afrizal pun kembali menjalankan mobilnya.

"Siapa yang suruh jalan lagi?" April mencoba mengambil alih setir itu, tetapi tetao tidak bisa karena Afrizal menghalanginya.

"Duduk diam Pril, nanti kita kecelakaan, kalau kamu ambil alih setirnya!" tegas Afrizal.

"Gue hanya minta turun Zal!"

Bidadari SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang