Part 44

686 44 3
                                    

"April!" teriak Afrizal, sambil bangun dari brankarnya, lelaki itu ingin turun dari sana, tetapi dicegah oleh suster yang merawatnya.

"Mas-nya jangan banyak gerak dulu, mas-nya masih dalam masa pemulihan."

"Tapi, suster istri saya!"

Suster itu hanya terdiam, umi pun menatap sang suster, suster itupun mengerti lalu keluar dari ruangan.

"Kamu tenang dulu nak," ucap umi.

"Umi bilang tenang? April gak ada umi!" Afrizal kembali menangis, ia mengusap wajahnya dengan sedikit kasar.

"Aku harus cari April umi, April pasti sendirian di sana, April pasti masih ada!" kekehnya mencoba turun dari brankar tapi ditahan oleh sang umi.

"Umi kenapa tahan aku?"

"Umi mau kamu sembuh dulu nak," ucap umi gemetar, tidak kuat melihat putranya serapuh ini.

"Gak umi, kalo nunggu sembuh kita bakal kehilangan April!"

"April masih ada di sana, dia butuh aku umi, dia sama anak aku disana!" racaunya, lalu ia melepas infusnya dan berlari keluar dari ruangannya.

"Abang mau kemana?!" tahan Wildan.

"Minggir!" Afrizal mendorong Wildan dengan kuat.

"Rizaaaal!" teriak sang umi, "Kejar abang kamu!" suruh umi pada Wildan.

"I-iya umi," Wildan berlari mengejar Afrizal. "Kal, tahan abang!" teriak Wildan ketika melihat Haikal akan berselisihan dengan Afrizal.

"Kal, bantuin abang, cari April!"

"I-iya bang!" Haikal pun membawa Afrizal pergi ke parkiran, Haikal mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Bang, Sofia sudah tiada bang."

"Fia?!" kaget Afrizal.

"Innalilahi wainailaihi Raji'un," gumamnya. Wajah Afrizal terlihat murung, sepanjang jalan ia hanya menunduk dengan tatapan yang kosong.

"April pasti ketemu kok bang, hari itu juga Abian cari April, tapi Abian tidak menemukan April, dia hanya menemukan tas April."

Afrizal langsung mendongak ketika mendengar nama Abian, "Lelaki itu!" batin Afrizal mengingat kejadian terakhirnya dengan Abian.

"Apa dia masih punya rasa sama April?" batin Afrizal.

"Tas April dimana?"

"Aman kok sama umi," balas Haikal.

Afrizal tak lagi menyahut, setelah sampai di sana, keduanya turun dengan hati-hati, Haikal dan Afrizal mencari kesana-kemari tapi tak juga menemukan April.

"Bang, sama sekali gak ada April," ucap Haikal yang sudah kesana-kemari mencari di sekitar kejadian itu.

"Kita pulang dulu ya bang, istirahat," ajak Haikal, akhirnya Afrizal pun mengangguk perlahan, Haikal pun merangkul sang abang sambil berjalan.

Keduanya kembali ke rumah sakit, kondisi Afrizal yang masih membutuhkan perawatan mengharuskan keduanya kembali ke sana.

---

"Aku dimana?" ucap April setelah membuka matanya, ia melihat sekelilingnya, suasana sebuah gubuk kecil, dan ia terbaring di lantai yang beralaskan tikar.

"A-aku dimana?" April masih heran dengan tempat itu, tak ada orang yang menyahuti suaranya.

Tak lama, seorang wanita paruh baya yang masuk dan membawa kayu bakar, April pun lekas duduk dan memasang wajah heran serta bingungnya.

Bidadari SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang