Part 34

828 58 0
                                    

Dua hari setelahnya, April kedatangan tamu di ndalem yang tak lain adalah keluarganya, Yuda dan Linda setelah mendengar kabar sang besan masuk rumah sakit, mereka lekas bergegas ke Bandung.

Siang itu, Afrizal mendapatkan kabar bahwa sang abi dinyatakan sembuh dan bisa pulang sekarang.

Afrizal dan Yuda menuju rumah sakit untuk menjemput abi Fahmi, sedangkan April dan sang bunda berada di rumah menunggu kedatangan sang abi.

April banyak berbincang-bincang dengan saudarinya yaitu Syahila. Syahila senang April sudah banyak berubah.
"Eh gimana hubungan rumah tangga kamu sama Afrizal?" tanya Syahila.

"Dih kakak ngapain sih nanya kayak gitu!" kesal April.

"Eh ni perut udah ada isinya belum?" tanya Syahila sambil memegangi perut April.

April langsung menegang seketika setelah mengingat pertama kalinya dia melakukan hubungan bersama suaminya.
"Ih gak mau lagi!" pekik April, dan membuat Syahila kaget.

"Gimana sih Pril rasanya?" tanya Syahila penuh dengan ledekan.

April pun menatap heran sang kakak, kenapa menanyakan hal itu.
"Mau tau rasanya?" balas April, dengan cepat Syahila mengangguk.

April pun menarik wajah Syahila, dan akan membisikkan sesuatu.
"Makanya nikah!" bisik April.

"Ih kok ngeledek gitu sih kamu?" Syahila cemberut, April pun terkekeh dengan wajah gemas sang kakak.

"Eh kak,di sini banyak lo yang cocok buat kakak, seperti ustadz Usman," ucap April.

"Gak ah, gak mau!" balas Syahila.

"Eh kok gitu, coba nanti April panggilin ustadz Usman, pasti kakak suka!" April memasang wajah seriusnya.

"Jangan Pril, malu-maluin ih," kesal Syahila.

"Serius lho kak."

"Jangan, Pril!" tegas Syahila.

"Biar kakak punya jodoh," sahut April dengan entengnya.

"Males ngomong sama kamu!" Syahila meninggalkan April di ruang tamu, Syahila pun berpindah ke dapur dan membantu sang bunda dan umi memasak.

April pun pergi ke kelasnya, ia mengambil kitabnya yang ketinggalan di atas meja. Setelah pulang mengambil kitab tersebut, April menemui Abian di koridor pasantren.

"Bang Abi, kapan ke sini?" April menyapa Abian, Abian pun tersenyum April menyambutnya dengan ramah dan baik.

April celengak-celenguk, "Abi Farhan mana bang?"

"Itu di ndalem, tadi Wildan yang ajak ke sana, aku nyari Aurel, dia gak ke sini?"

April pun menggeleng, "Gak tau tuh," balas April.

"Oh ya, kira-kira berama lama lagi yah abi Fahmi baru nyampe?"

"Gak tau bang, tapi udah lama sih Izal jemput abi," sahut April.

"Ditangan kamu ada apa Pril?"

April pun mengadakan tangannya sebelah kanannya, sedangkan tangan sebelah kirinya memegang kitab.

Abian memberikan dua batang coklat ke tangan April yang kosong.
"Buat kamu."

"Eh-" kaget April ketika menerima coklat dari Abian.

"Beneran buat April, bang?" Abian mengangguk.

"Makasih ya bang," ucap April berterima kasih.

Abian dan April banyak berbincang-bincang sesuatu, Abian banyak menceritakan tentang pondok abinya yang ia pimpin, April mendengarkan cerita Abian sembari memakan coklat pemberian Abian tadi.

Bidadari SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang