Part 42

682 51 8
                                    

Drett
Handphone Sofia bergetar, April dan Asheylla yang sedang mengupas buah-buahan itupun terhenti.

"A-aku angkat telpon dulu ya!" Sofia langsung menjauh dari kedudukannya itu, ia berbicara pelan dengan orang yang dibalik telepon tersebut.

"Ba-baik, saya akan ke sana sekarang," Sofia bergegas menuju April dan Asheylla yang sudah selesai mengupas buah.

"A-anu Pril, Shey, aku harus duluan ya, aku ada yang diurus, maaf ga bisa lama-lama di sini," Sofia terlihat gugup dan juga gelisah.

April hanya mengangguk sebagai balasan. Sofia pun cepat pergi dari sana.

"Kenapa tu anak buru-buru ya?" tanya Asheylla. April hanya menggeleng sendu lalu menampilkan gambar yang Raina berikan sebelumnya.

"Sofia, sama suami kamu duduk-" April langsung mengangguk, menghentikan pembicaraan Asheylla.

Asheylla hanya geleng-geleng kepala.

"Yaudah Pril, jangan dibuat pusing ya, lo sekarang kan lagi hamil, jadi jangan pusing-pusing deh!" ucap Asheylla.

Kedua orang itu saling bercerita satu sama lain, hingga waktu Maghrib tiba, dan Asheylla pun memilih untuk pulang dari sana.

Di dalam rumah, April menyendiri karena Afrizal belum juga kembali dari pondok, ia masih menatapi foto itu, hatinya kian serasa sesak, dan menjadi kesal kepada sahabatnya itu.

Clek
Pintu kamar terbuka, terlihat lah diambang pintu wajah dan badan Afrizal yang terlihat lelah karena seharian mengajar.

"Sayang, apa itu?" April langsung menyembunyikan foto itu.

"Foto ya?" April mengangguk cepat, lalu berjalan menuju kamar mandi.

"Foto siapa Pril?" ucap Afrizal sedikit berteriak sambil melepaskan jas miliknya.

"Foto kita Zal!" sahut April dari dalam kamar mandi.

April keluar, dari kamar mandi, lalu Afrizal masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih, setelah bersih-bersih, April membawakan makanan untuk Afrizal ke kamar.

"Aku mau pergi malam ini, ada urusan diluar, kamu gak papa kan?"

April mengerutkan keningnya, "Urusan apalagi?" Pikirnya.

Setelah selesai makan, Afrizal siap-siap untuk berangkat, April hanya terdiam, kecurigaannya semakin menjadi-jadi, April semakin overthingking dibuatnya.

"Aku berangkat dulu ya." Afrizal menciumi kening April.

"Hati-hati!" Afrizal mengangguk.

"Kamu sendu gini kenapa?" April hanya menggeleng cepat.

"Efek hamil mungkin," sahut April dan Afrizal pun percaya, ia langsung menggeluyur menuju mobilnya, April pun mengunci pintu rumahnya, sampai larut malam April tidak bisa tidur karena ia sama sekali tak mendapatkan kabar dari Afrizal.

---

Satu hari setelah malam itu, Afrizal belum datang dikarenakan adanya urusan yang lain.

April sangat menunggu-nunggu suaminya di teras rumahnya, ia santai sembari menikmati derasnya hujan membasahi tanaman sekitar rumahnya, suasana sejuk yang sedikit membuatnya lebih tenang.

Disisi lain, Afrizal sedang menyetir mobilnya, karena siang itu dia akan pulang, dan dia sudah mengabari April bahwa ia akan pulang siang ini juga.

"Astaghfirullahhalazim," Afrizal dengan cepat mengerem mobilnya, ketika ada seorang wanita tiba-tiba menyeberang seperti ingin bunuh diri.

Bidadari SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang