Part 15

1K 67 13
                                    

"April, kok kamu gak siap-siap?" tanya Linda saat melihat April yang masih santai dengan handphone-nya.

"Emang mau kemana bun?" tanya April.

"Kamu hari ini ke rumah Afrizal, untuk mengaji, tenang aja di sana juga ada umi Hasna."

April menganga lebar, "Kok sekarang bun?"

"Semua jadwal mengaji, Afrizal yang atur bunda dan ayah setuju dengan pendapat Afrizal."

April masih menganga lebar tak percaya, "Kok dia yang mutusin jadwalnya, gak ada pendapat dari April, kok cuma sepihak aja bun?"

"Udah ganti baju sana, Syahila akan antar kamu."

"Kak Syahila kan juga bisa mengajari April ngaji, gausah Rizal deh bun!" pinta April, tetapi Linda tetap menggeleng tidak setuju.

"Kakak kamu lagi halangan, gak bisa ajarin kamu, dia juga lagi sibuk dengan komunitas dakwah yang ada di kampusnya," ucap sang bunda lalu keluar kamar April.

April dengan wajah yang cemberut mencari baju di lemari, dan segera ia berganti pakaian.

Syahila pun mengantarkan April sampai ke depan rumah Afrizal, setelah mengantarkan itu, Syahila langsung pulang karena dirinya masih sibuk dengan tugas kuliahnya.

April berjalan pelan saat menapaki halaman rumah Afrizal, ia membawa sebuah Tote bag yang dimana isinya kue kering dan beberapa cemilan.

"Assalamualaikum...." Ucap April berada di ambang pintu rumah itu, pintu itu terbuka lebar tapi tak seorang pun berada di dalamnya.

"Assalamualaikum...." Ucapnya lagi, April pun duduk di sebuah kursi yang ada di teras itu menunggu sahutan seseorang dari dalam.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, eh April ayo masuk nak!" April pun mengangguk lalu memberikan Tote bag yang berisikan makanan ringan itu.

"Gak usah repot-repot nak," ucap umi Hasna.

"Titipan bunda buat umi katanya," ucap April.

Umi Hasna pun merangkul April sampai ke dapur, lalu April di suruh duduk oleh umi Hasna, April menurut.

Umi Hasna membuatkan minuman untuk April, lalu umi Hasna menyuruh April untuk mengikutinya menuju taman belakang rumah yang dimana Afrizal duduk di sebuah pondokan kecil.

Di sana sudah tersedia kitab untuk April belajar mengaji.
"Sekarang aja ya?" ucap Rizal, April langsung mengangguk dan duduk.

April duduk berseberangan dengan Afrizal.
"Buka Al-Qur'an nya!"

April pun membuka Al-Qur'an itu dengan rasa gugup.
"Surah ke-17 ayat 32," ucap Afrizal.

April membolak-balik halaman Qur'an itu beberapa kali namun tak juga mendapatinya.
"Saya mau tanya, dalam sehari berapa kali kamu mengaji?"

April terdiam lalu tersenyum cengengesan, "Jarang... Hehehe..."

Afrizal hanya geleng-geleng kepala, lalu membukakan surah yang ia suruh tadi April mencarinya.

"Baca! ta'awudz dulu!"

April kembali menganga menatap Afrizal.
"Ta'awudz kamu gak tau bagaimana?" tanya Afrizal.

April pun mengangguk dengan santainya.
"Astaghfirullahhalazim, anak TK aja tau masa kamu tidak Pril?"

"Kan gue mau belajar!"

"Ikuti saya!"

"Audzubillahiminasyaitonirrojim bismillahirrahmanirrahim...." lirih Afrizal membaca ta'awudz dengan suara yang merdu dan fasih.

Bidadari SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang