Malam harinya, April dan Aurel sibuk membakar jagung, sedangkan segerombolan lelaki yang tidak lain adalah gus Afrizal juga dua adeknya itu, mereka sedang menikmati kopi dan beberapa cemilan lainnya.
"Rel, jaga dulu ya, aku ke sana sebentar," April berjalan menuju ke arah suaminya, ia mengalungkan tangannya ke pundak Afrizal, memeluk Afrizal dari belakang.
"Apasih hm, kenapa manja banget malam ini?" April menggeleng sembari membuka mulutnya lebar-lebar.
"Kamu mau?" April mengangguk, lalu Afrizal menyuapi keripik singkong ke mulut April.
Drett
Handphone Afrizal yang berada di atas meja bergetar, ia pun mengambilnya dan mengangkat telepon dari orang itu."Apa? Abian?" Kaget Afrizal, ia melirik ke arah April dan Aurel Seca bergantian.
"Abian kenapa bang?" Aurel langsung berlari ke arah Afrizal, ia merebut handphone itu dari tangan Afrizal.
"Halo..." ucap Aurel namun nihil, telepon itu sudah dimatikan.
Afrizal hanya mematung melihat Aurel dan April yang berdiri bersebelahan itu.
"Cepat Zal!" pekik kedua wanita itu.Afrizal tertunduk sambil berkata, "Abian kecelakaan, dan meninggal di tempat."
Mendengar itu, Aurel langsung tak sadarkan diri, untungnya April sigap menahan tubuh aurel hingga tidak sampai jatuh ke tanah.
Afrizal dan abi pergi ke pondok milik Abian, mereka ke sana untuk melayat, sedangkan April ia menemani Aurel di dalam kamar ndalem bersama dengan umi.
Aurel sangat syok dengan kabar bahwa Abian mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat.
"Pril.... Bilang semua ini gak benar Pril!" Aurel menggoyang-goyangkan pundak April yang hanya diam mematung.April hanya mengelus pundak Aurel untuk sedikit sabar dan tenang, bagaimana pun Aurel harus ikhlas dengan kepergian Abian tersebut.
"Gue mau ke sana Pril, mau lihat Bian kenapa?" racaunya diiringi tangisan.
"Ini udah larut malam Rel, besok ya kita datang ke sana!"
Aurel pun mengangguk, umi memberikan minuman kepadanya, setelah itu Aurel sedikit tenang dan langsung tertidur lelap.
Merasa Aurel sudah tertidur pulas, April pun pulang ke rumahnya dengan berjalan sendu, ia tak menyangka kepergian Abian begitu cepat.
Drett
Handphone yang berada di saku gamis April bergetar, ia mendapatkan telepon dari sang suami."Sayang, gimana Aurel udah tenang?" ucap Afrizal diseberang sana.
"Alhamdulillah dia udah tidur, gimana di sana?"
"Jenazah Abian baru saja sampai ke pondok," terdengar suara Afrizal yang begitu berat menahan akan tangisnya kehilangan sosok sahabat dari kecilnya yang sudah seperti saudara dengannya.
"Hm, udah larut malam, kamu gausah kepikiran dulu, cepat tidur ya, untuk malam ini aku di sini dulu."
"Iya Zal, ini aku mau pulang ke rumah."
"Yaudah, assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
April berjalan dengan langkah yang sedikit cepat, karena di sana sudah tidak banyak santri-santri yang berkeluyuran, dikarenakan sudah larut malam dan jam menunjukkan pukul setengah dua belas.
---
Pagi hari, Aurel April dan umi diantar oleh supir pribadi,mereka menuju ke pondok milik Abian, Abian pagi ini juga akan dikebumikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Surgaku
Short StoryMenceritakan tentang kisah cinta seorang laki-laki yang paham agama kepada seorang perempuan yang sangat bandel dan baginya wanita itu berbeda dengan wanita yang pernah ia temui sebelumnya. Nama lelaki tersebut ialah Afrizal yang sering disebut Riz...