Part 38

779 60 4
                                    

April keluar ruangan dengan mata yang sembab, Aurel dan umi pun menyuruh April untuk duduk di samping mereka.

"Kita berdo'a aja ya nak, untuk Afrizal," ucap sang umi, April pun mengangguk pelan.

"Pril?" panggil Haikal, April melirik sekilas lalu menyenderkan kepalanya di pundak sang umi.

"Bisa kita bicara?" tanya Haikal.

April mengangguk, lalu berdiri dari tempat duduknya, ia mengiringi langkah Haikal, Haikal membawanya ke sebuah taman yang sangat dekat dengan rumah sakit.

"Lo udah tau, penyebab abang masuk rumah sakit?" tanya Haikal.

April mengangguk, "Tau dari umi, tapi gak tau siapa orang yang setega itu sama Rizal."

Haikal mengangguk, "Abang waktu itu gak bilang sama kamu mau pergi ke mana?"

April menggeleng, "Andai kamu ikut waktu itu Kal, gak bakal kayak gini deh," sesal April.

"Iya sih, kemarin kan abang juga nyuruh aku jagain kamu, abang juga ngelarang aku ikutkan?" balas Haikal.

April kembali mengangguk.

"Jangan sedih lagi ya Pril, abang pasti sembuh, kita banyakin berdo'a aja ya!"

"Aku takut Kal..." ucap April dengan lirihnya, perasaannya begitu cemas terhadap suaminya.

"Udah, hilangin semua pikiran buruk kamu, semuanya pasti baik-baik aja," Haikal mencoba menenangkan.

"Kamu ingat kan Kal, Rizal bawa barang-barang pemberian Abian ke dalam mobil?"

Haikal langsung tersadar, "Iya, aku ingat.'

"Tapi apa mungkin itu Abian, atau sebelum bertemu Abian, abang berantem?" ketus Haikal.

"Atau bisa jadi, tu boneka gak dibalikin tapi disumbangkan, saat mau pulang mungkin, Afrizal kena begal."

"Bisa jadi tuh Pril," balas Haikal.

"Yaudah Kal, aku mau nenangin pikiran dulu di sini, kamu bisa balik menemui umi sekarang."

Haikal pun mengerti, Haikal lekas kembali ke ruangan Afrizal menemani umi yang sedang menjaga Afrizal karena masih terbaring lemah di atas brankar.

Cukup lama April berada di tempat tersebut untuk menenangkan pikiran dan juga dirinya, Haikal ingin menemui April kembali di sana untuk menyuruh kan gadis itu untuk cepat makan, akan tetapi lebih dulu Abian menghampiri April yang sendirian duduk di sana.

"Pril, boleh aku duduk?" tanya Abian.

April pun mendongak, lalu hanya mengangguk mengiyakan.
"Kamu yang sabar ya, atas ujian menimpa suami kamu," ucap Abian.

"Iya, makasih," balas April begitu singkat.

"Em, kamu udah makan?" tanya Abian, dan dibalas gelengan kepala oleh April.

"Kenapa belum, nanti kamu sakit lo, aku mau jagain kamu Pril, aku siap menjadi sandaran buat kamu, saat kamu kesepian kayak gini," ucap Abian.

April hanya mendengarkannya saja, tidak merespon apa-apa dari ucapan Abian tersebut, ia pun bahkan mengerutkan keningnya, seolah-olah dia tidak peka akan ucapan Abian tersebut.

"Gue suka sama lo Pril, gue juga siap jadi rumah kedua untuk lo, lo paham kan?" Abian ingin meraih tangan April, tapi langsung ditepis oleh Haikal.

"Lo gak usah ya, deketin April, dia milik abang gue, gue adeknya gue siap jagain dia dan jadi sandaran buat dia, jadi lo gak usah repot-repot buat sok-sokan jagain April segala!"

Bidadari SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang