April dan Afrizal melaksanakan shalat isya di Ndalem, setelah shalat isya mereka semua makan bersama karena umi sudah memasak banyak.
"Kok umi gak bilang bahwa umi masak, April kan bisa bantu."
"Emang kamu bisa masak?" tanya Afrizal.
"Bisa dong, gak percaya?!" tanya April seakan menantang.
"Iyadeh percaya!" Afrizal menepuk-nepuk puncak kepalanya April dengan gemas.
Satu keluarga itupun makan bersama-sama, saat sudah selesai April ingin membantu membereskan tetapi umi melarangnya untuk ikut membantu, karena sudah ada beberapa santriwati yang khusus membantu umi di dapur.
April pun menghampiri Afrizal yang sedang duduk dengan kedua adiknya.
"Zal!" panggil April.Ketiga lelaki itu langsung menoleh, "Istri lo tuh bang!" ucap Haikal.
Afrizal pun beranjak dari tempat duduknya.
"Kenapa?""Mau istirahat dimana?" tanya April dengan wajah lesunya, April mungkin kecapekan karena hari ini acara nikahannya dan juga perjalanan yang jauh menuju pasantren ini.
"Yaudah kamu istirahat dulu di kamarnya Haikal, atau gak di kamar umi, Tiara belum ngasih kunci rumah kita, mungkin belum selesai beres-beres," ucap Afrizal.
"Umi lagi ngaji di kamar."
"Yaudah kamar Haikal aja dulu!" sahut Afrizal.
April pun mengangguk, lalu berjalan pelan menuju kamar Haikal dan diiringi oleh Afrizal.
"Zal, boneka gue ketinggalan," ucapnya sambil mencebikkan bibirnya."Untuk apa sih Pril bawa boneka, kan udah ada saya!"
"Tapi beda Zal, boneka kan bisa dipeluk."
"Emang saya gak bisa dipeluk apa?"
"Beda aja gitu..." April tetap dengan wajah cemberutnya.
"Emang boneka apa aja yang ketinggalan?" tanya Afrizal.
"Lo mau beliin?" wajah April langsung berubah menjadi senang seketika.
"Gak sih cuma tanya aja!" April memanyunkan bibirnya setelah mendengar sahutan dari Afrizal.
"Boneka boba, boneka panda, sama boneka doraemon yang ketinggalan Zal, ketiganya itu adalah teman gue," ucap April dengan wajah yang masih terlihat cemberut.
"Ganti aja bonekanya yah jadi saya?"
"Gak mau!" April melipat kedua tangannya di dada, sambil melirik ke samping dengan wajah yang sangat cemberut.
"Jangan cemberut gitu, iyadeh nanti saya belikan bonekanya!" April kembali tersenyum lalu memeluk Afrizal.
"Makasih suaminya April yang keren." April menciumi pipi Afrizal dengan refleks, lalu April langsung merebahkan dirinya di kasur Haikal itu, sambil memeluk sebuah guling, wajahnya berpaling dari wajah Afrizal.
Afrizal memegangi pipinya yang baru saja dicium oleh April, Afrizal tersenyum kecil sambil melihat April yang menutupi wajahnya dengan guling itu.
"Kok bisa sih ni bibir cium pipi Afrizal?!" batin April menggerutu, sekarang ia terlihat malu.
"Assalamualaikum..." Ucap keempat santriwati yang membersihkan rumah Afrizal tadi.
"Wa'alaikumussalam," sahut Haikal.
"Gus, ini kunci rumah Gus Afrizal, kita udah selesai membereskannya," santriwati itu menyerahkan kunci ke tangan Haikal.
"Oh oke, makasih ya!" balas Haikal
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Surgaku
Короткий рассказMenceritakan tentang kisah cinta seorang laki-laki yang paham agama kepada seorang perempuan yang sangat bandel dan baginya wanita itu berbeda dengan wanita yang pernah ia temui sebelumnya. Nama lelaki tersebut ialah Afrizal yang sering disebut Riz...