Part 17

854 59 16
                                    

"Bukannya lo di Bandung Zal, terus lo ngapain datang ke sini? malam-malam lagi, ada apa si ayah juga nyuruh April pulang cepat!" gerutu April.

"April gak sopan gitu sama Afrizal," tegur Linda.

"Bun, April kan tanya kenapa Afrizal bisa di sini bukannya di Bandung," sahut April terlihat kesal kepada laki-laki yang berada di depannya ini.

"April, baru aja sore tadi kami sampai ke Jakarta, kami awalnya emang di Bandung, karena Afrizal sudah melakukan sarjana di sini," sahut umi Hasna dengan lembutnya.

"Tapi kok umi, Afrizal gak ngasih tau April kalau dia sedang wisuda?!"

"Kenapa harus Afrizal ngabarin kamu, kamu siapanya dia, dan sepenting apa sih kamu?" tanya sang bunda dengan wajah herannya.

"Ya penting lah April kan murid kes-" ucap April terhenti karena hampir saja mulutnya keceplosan.

"Kes...apa emang?" tanya bunda.

"Murid kesebelas, haha iya kesebelas," sahut April cengengesan.

Umi Hasna menggeleng seketika, "Afrizal selama di Jakarta gak pernah mengajari orang selain kamu, sejak kapan kamu jadi murid kesebelas?"

"Iya yah?" pikir April, "Maksud April, April adalah murid yang suka kesambet setan gitu umi..." ngeles April lagi.

"Halah, bilang aja kesayangan..." Cibir bang Arlan.

"Aduh...." April memegangi perutnya.

Bunda dan umi Hasna pun menjadi khawatir.
"Kenapa Pril?"

"Perut April mules, April mau ke kamar sebentar," ngeles April.

"Pril, hukum bohong tau kan?" tanya Syahila.

April terdiam sejenak, lalu ia menyengir begitu saja. April duduk terpaksa ia hanya tertunduk sambil memainkan jari jemarinya.

"Yuda, kedatangan kami ke sini untuk melamar salah satu dari putri kalian," ucap Abi Fahmi.

Syahila dan April pun saling menatap. "Kayaknya kamu tuh!" bisik Syahila.

"Afrizal akan milih kakak! kan kakak temenan sama Afrizal semasa kecil," bisik April balik.

"Kalau boleh tau, Syahila atau April?" tanya bunda.

"Nah, kalau itu biar Afrizal yang menentukan pilihannya sendiri," balas Abi Fahmi.

April menelan ludah kasar, "Semoga bukan gue, orang gue mau kuliah, bukan mau nikah," dumel April di dalam batinnya.

"Saya memilih April, untuk saya pinang pada malam ini, tante, om," ucap Afrizal.

April pun membelalakkan matanya menatap kedua kakaknya secara bergantian.

"What gue?" April menunjukkan dirinya, ia sangat terkejut dengan jawaban dari Afrizal.

"Kak, bang..." April mengangkat kedua alisnya, gadis kecil itu lantas kebingungan kenapa bisa lelaki itu memilih dirinya.

April terlihat gelisah, ia menatapi wajah orang tuanya yang sudah mengharapkan jawaban darinya.

April pun melihat ke arah Afrizal sekilas, lalu ke umi Hasna dan ke arah Abi Fahmi juga.

"Gimana ini..." gumam April.

"Sayang, apa jawaban kamu atas pinangan Afrizal?" tanya sang bunda.

"T-tapi April," jawab April ragu.

"Apa susahnya sih Pril, jawab iya atau tidak," ketus bang Arlan.

"Gak semudah itu bambang," batin April kembali menggerutu.

Bidadari SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang