PART 54. AKHIRNYA

11.3K 1.4K 445
                                    

Hello, wlecome bek tu mai wattpat cenel!

Apa kabar wahai besti? Semoga selalu sehat.

Adh, ak baik banhet gasi? Ohiya dong, ak gitu loh!

Sp yang sudah tdk sabar ingin lanjur baca sampe ending?

Siaoa yang masi setia buat baca cerita ini? Terimakasih!!!

Siapa yang sudah vote? Cung sini! Tinggalkan jejak kalian wahai kawan😁😁

***
Kalau kamu mabok amer, aku mabok 'im on that glitch mode'
_____

“Maksud kamu?” bingung Erick ketika mendengar ucapan Asya. “Kamu tau?”

Asya mengangguk walau anggukan itu sama sekali tidak terlihat sebab mereka saat ini hanya berada di panggilan telpon saja. “Aku tau.”

“Tapi janji jangan marah ya? Aku bakal cerita semua,” mohon Asya.

Erick menghembuskan nafanya panjang, kemudian berucap. “Aku jemput kesana, jelasin secara langsung,” ujarnya mutlak.

“Jangan lama-lama, waktu kita gak banyak.”

Hal itu yang ia dengar terakhir sebelum ia mematikan sambungan telpon itu. Erick langsung bergegas menemui yang lainnya.

“Gue jemput Asya, dia tau tentang penculikan Alisha,” kata Erick cepat dan langsung berlari pergi tanpa mendengar balasan dari yang lain.

Ia mengendarai motornya dengan kecepatan yang tinggi, dan untungnya, keadaan lalu lintas saat ini lumayan sepi, yang membuatnya bisa mengebut tanpa takut terjadi hal yang tak diinginkan.

Tak begitu lama, bahkan bisa dibilang sangat cepat. Yang biasanya 15 menit perjalanan, kini hanya seperempat dari waktu itu. Sangat cepat sekali. Untung saja Erick pernah balapan walau tidak sering, jadi ia dengan mudah ngebut tanpa merasa takut.

Asya yang sudah menunggu Erick didepan gerbang rumahnya langsung berlari menghampiri kekasihnya itu.

“Ayo cepet,” desak Asya sembari menaiki motor sport milik Erick.

***

Sama seperti waktu berangkat, Erick juga mengendarai motornya dengan cepat. Dan kini mereka sudah sampai ditempat yang dituju.

Didalam ruangan ini, posisi Asya dan Erick yang baru masuk langsung disambut tatapan bingung oleh para manusia lainnya yang berada didalam ruangan itu.

“Ayo jelasin,” suruh Erick.

Sedangkan Asya menghela napas sejenak, rasanya nyawanya masi ingin melayang karena Erick yang mengendarai motor sebegitu gilanya tadi.

“Gu-gue tau siapa yang nyulik Alisha,” ujarnya masi dengan jantung yang berpacu cepat karena naik motor tadi.

“Maksud lo?” tanya Alkar cepat, ia sangat tidak mengerti.

“Al, maaf. Abang gue, maafin abang gue ya? Abang gue yang ngelakuin ini semua.” Asya menundukkan kepalnya merasa bersalah.

“Lo--” Belum sempat Alkar berbicara, Asya langsung menyela.

ALKARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang