PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN
Hehehehehehehehehehehheehheheheheheheheheh.
Sekali-sekali gtu kan, ak bwt seperti ini. Ada yang ketipu ga?
Enakan demi kepentingan penerbitan atau demi kepentingan cintaku untuk mu?
Lagi pada ngapain nih waktu baca part ini? Jungkir balik? Selonjoran? Tengkurep? Kayang?
Ada yang mw beli kalau Alkar terbit? JAWAB CEPAT, JAWAB DNG JUJUR. SEPERTI AK YG JUJUR BAHWA SANGAT SUKA KEPADA HUANG RENJUN.
Btw, ak baik banget kan? Buktinya kmrn baru up, sekarang up lg. Udah baik, bukan tukang ghosting, tdk suka menggantung cerita, cantik, manis, cuma kurang renjun sebagai pelengkap hidup sih.
Spill part ter-menarik bagi kalian di cerita ini!!
Spill karakter fav kalian dong😁😁😁😁
And last, spill rate kalian untuk cerita ini!
Okay, let's baca~~
***
Gakan ada kabar baru dari masalalu, dan gakan ada kabar pasti dari masa depan. Namun, kita harus siap menjalani semuanya.___
Namun, kedatangan Alkar membuat Lingga langsung mengeluarkan pistol dari saku celananya dan menarik Alisha ke dekat nya. Pria itu memposisikan pistolnya disamping kepala Alisha.
“Jangan berani mendekat, atau lo bakal denger bunyi tembakan.” Lingga menatap Alkar dengan waspada, manik matanya berkeliaran mencari, apakah pria itu membawa teman atau tidak.
Alisha yang kaget hanya refleks terdiam.
Sedangkan, John, Daven dan Arsen sudah bersembunyi dibalik dinding. Mereka sangat kaget ketika Alkar langsung mendobrak pintu begitu saja.
“Pssttt, om-- eh pak John, ini kita mau disini aja?” Daven berbisik sambil melirik John yang berada disebelahnya.
“Diam kamu anak kecil, jangan berisik. Kita jaga-jaga dari sini. Kalau situasinya sudah tidak dapat dikendalikan, baru kita hampiri.” John sesekali mengintip apa yang terjadi didalam rumah itu.
Arsen mengangguk, setuju dengan apa yang diucapkan oleh John.
Tak berselang lama, terdengar langkah kaki seperti orang yang sedang berlari. Membuat Arsen dan Daven langsung menoleh kearah asal suara. Sedangkan John, pria itu lebih tetap fokus memperhatikan apa yang terjadi didalam sana.
“Sttttt.” Daven meletakkan jari telunjuknya dibibir saat melihat bahwa orang yang berlari itu adalah Asya dan Erick.
Melihat isyarat itu, Asya dan Erick langsung memelankan langkahnya. Untung saja langkah lari mereka tidak terdengar oleh Lingga.
Begitu terkejutnya Asya saat melihat apa yang dilakukan oleh abangnya. Asya tidak pernah melihat abangnya memiliki atau bahkan memegang pistol. Yang ia tau, abangnya sangatlah lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALKAR
Roman pour Adolescents⚠️WARNING! CERITA INI BISA MEMBUAT ANDA BAPER, SAMPE GIGIT GULING. [DI MOHON UNTUK PLAGIAT JANGAN MENDEKAT!] Menikah muda? Perjodohan? itu tidak pernah terlintas di otak seorang Alkar. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba saja kedua oran...