GANEETA 54

38.9K 5.2K 1.5K
                                    

Hello beb!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello beb!!

Sebelum baca ayo vote dulu!^^

_________________________________________

***

"Galen, jangan kekanakan deh. Kalau lo kayak gini terus lo bakal ikut masuk rumah sakit kayak Neta dan Dela" tegur Jibran. Saat ini Jibran, Nauzan dan Adnan sedang berada dikamar Galen.

Sudah dua hari, Galen mengurung diri dikamar. Dia terlihat tak bertenaga dengan sorot mata yang kosong. Bagaimana tidak, menurut para pelayan Galen sudah dua hari ini tidak makan dan bahkan tidak tidur.

"Harusnya gue aja yang sakit," lirih Galen dengan suara yang terdengar serak. "Sebagai abang harusnya gue bisa melindungi adik-adik gue."

Ketiganya terdiam dan menatap Galen lekat saat pria itu menoleh pada mereka dengan mata yang sudah basah. "Gue gue udah nyakitin adik gue sampai mereka berdua hampir hilang nyawa. Gue bahkan gak punya keberanian buat minta maaf sama mereka"

Jibran dan Nauzan menghela napas, menatap Galen dengan sedih. Keduanya tak tahu lagi harus berkata apa.

Berbeda dengan respon kedua temannya, Adnan malah tertawa kecil hingga membuat mereka semua menoleh padanya.

"Akhirnya lo sadar juga yah?" Kata Adnan tanpa menghiraukan tatapan peringatan yang Jibran dan Nauzan berikan. "Ternyata untuk buat lo sadar, Neta dan Dela harus berkorban setengah mati dulu yah? Wah mahal banget kesadaran lo Len"

"Adnan" Jibran mendekat dan memegang bahu Adnan, memberinya peringatan untuk menghentikan ucapannya.

"Nan jangan sekarang" Nauzan ikut memperingati Adnan.

"Terus kapan hah? Gue udah muak banget nahan diri dari kemarin sampai sekarang." Adnan menepis kasar tangan Jibran dan mendekati Galen yang kini sedang menatapnya.

"Sepuluh kali, seratus kali atau mungkin udah seribu kali gue kasi peringatan buat lo Len. Udah ribuan kata yang gue keluarin secara cuma-cuma buat ingetin lo, kalau Dela dan Neta itu adik kandung lo. Adik yang seharusnya lo rawat dan jaga baik-baik. Tapi apa hah? Lo malah sibuk ngurusin tuh cewek bangsat yang selalu Lo bangga-banggain." Adnan mendengus jijik dan membuang muka enggan menatap Galen.

"Mengurung diri, gak tidur dan gak makan, Lo pikir dengan lakuin Semua ini Dela dan Neta bakalan kasihan dan maafin lo? Cih Mimpi! Nikmatin aja Len, Nikmati rasa bersalah lo ini selama mungkin. Karena penderitaan Lo sekarang ini cuma setitik dari penderitaan yang Neta dan Dela tanggung selama ini" ucap Adnan lalu berbalik pergi.

GANEETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang