Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hallo beb!!
Maaf yah kalau up-nya lama!^^
Btw, kalian nonton SNOWDROP gak sih? Author nonton sampai sakit hati banget sama endingnya:( Yang nonton komen dong! Author butuh teman galau:)
Sebelum baca jangan lupa vote yah!
_________________________________________
***
Di depan ruang rawat Dela terlihat cukup ramai. Neta dkk, Tristan, Rangi, Adnan, Jibran dan Kedua orang tua Tristan sedang menunggu dokter yang sedang mengecek kondisi Dela yang telah sadar sejak beberapa jam yang lalu.
Sedari tadi Neta terus saja meremas tangan Tristan untuk mengurangi rasa gugup, senang dan takut yang ia rasakan. Dia merasa sangat senang karena Dela telah sadar, tapi disisi lain dia juga gugup dan takut akan kondisi Dela setelah kecelakaan parah dan koma cukup lama.
Alin mendekat dan memeluk Neta dari samping. "Gue senang banget, akhirnya Dela sadar, dan kita bisa kumpul lagi kayak dulu." Ucapnya dengan suara yang terdengar serak karena menahan tangis.
Neta hanya mengangguk pelan dengan mata merah dan berkaca-kaca. "Tuhan, semoga ini jadi awal kebahagiaan bukan sebaliknya.."
Kreeek!!!
Pintu terbuka di ikuti dengan dokter yang berjalan keluar dari ruangan Dela.
Neta dan yang lainnya refleks berdiri dan mendekati dokter tersebut.
"Dokter, bagaimana kondisi adik saya?"
Dokter yang mendapatkan pertanyaan terdiam sebentar, dan menghela napas pelan.
"Ini merupakan suatu mukjizat bahwa pasien dapat sadar kembali setelah mengalami kecelakaan parah dan koma selama hampir tiga bulan. Pulihnya kesadaran orang yang mengalami koma biasanya terjadi secara bertahap. Ada sebagian penderita yang dapat sembuh total dari koma tanpa mengalami kecacatan sedikit pun. Sebagian lainnya tersadar, namun dengan penurunan fungsi otak atau bagian tubuh tertentu, bahkan kelumpuhan."
"Pada kasus nona Radela, pasien mengalami kecacatan sementara setelah koma dan harus mendapatkan penanganan lebih lanjut melalui beragam terapi, mencakup fisioterapi, psikoterapi, dan terapi okupasi. Namun terlepas dari semua itu kondisi pasien juga mengalami perkembangan yang cukup baik"
Neta menghembuskan napas lega dengan tangan yang terkepal berusaha mengendalikan rasa senangnya saat mendengar bahwa kondisi Dela telah membaik.
