H a p p y R e a d i n g
Mobil hitam Varo sudah terparkir tepat di depan rumah sakit Mitra Medika, Varo keluar dari mobil nya dan berlari kecil memutari mobil hitam nya itu, ia langsung menggendong Zahra masuk kedalam rumah sakit dengan tergesa-gesa.
"Dokter!!!"
"Dokterr!!!"
"Ck, buruan!! Istri saya lagi sakit!"
Dengan tak sabaran Varo langsung menaruh tubuh istrinya di brankar itu dan mendorongnya dengan hati-hati.
Dokter sudah berlari menuju ruangan yang akan di tempati Zahra, "baik, mas bisa tunggu disini. Kami akan menangani pasien," ucap Dokter tersebut menahan Varo untuk tidak ikut masuk kedalam.
"Apa-apaan! Enggak! Saya ikut masuk." Ucap Varo membrontak untuk ikut masuk kedalam.
"Tenang pak, istri bapak akan kami tangani sebaik mungkin, jadi serah kan semua kekami dan berdoalah kepada Allah." Ucap salah satu suster disana meyakinkan Varo.
Dengan sangat keterpaksaan Varo membiarkan mereka menutup pintu ruangan itu, dengan perasaan yang buruk Varo menunggu keadaan istrinya.
Varo berjalan mondar-mandir di depan pintu ruangan tersebut, pikiran nya kacau. Apakah ia melalaikan sesuatu sehingga istrinya menjadi sakit seperti ini.
"Ya Allah, Zahra. Ada apa sama kamu." Lirih Varo, air matanya hampir keluar dari matanya tetapi keburu pintu ruangan tersebut terbuka lebar dengan dokter yang juga tersenyum kearah Varo.
Varo menatap heran dokter itu, apakah dokter ini masih sehat?
"Dok, gimana keadaan istri saya??" Ucap Varo tergesa-gesa.
"Tenang pak, istri bapak hanya kecapean. Dan alhamdulillah-nya janin yang ada di dalam perut istri bapak tidak kenapa-napa." Jelas Dokter itu.
Varo terkejut bukan main, sangat-sangat amat terkejut. Apa yang dokter tadi ucapkan, janin?
"J-janin??" Ucap Varo terbata-bata.
Dokter tersebut dibuat bingung juga dengan reaksi Varo, "loh, bapak nya tidak tau kalau istrinya sedang mengandung? Usia kandungan nya masih beberapa minggu, tetapi sehat."
Varo semakin di buat bingung, istrinya tidak mengatakan apapun tentang kehamilan nya, atau memang istrinya tidak mengetahui jika dirinya hamil.
"Tapi, istri saya gak papa kan dok?"
"Tidak, istri bapak tidak apa-apa. Hanya kecapean dan kurang istirahat, saya sarankan bapak lebih menjaga istrinya dan jangan membiar kan istri bapak melakukaan beraktivitas yang berat dulu, karena kandungan nya masih lemah diusia muda seperti ini." Jelas Dokter itu dengan detail.
Varo mengangguk, "saya boleh masuk kan?"
"Silahkan, kalau begitu saya permisi. Bapak bisa tebus resep yang saya beri di admin." Ucap dokter itu dan langsung di angguki oleh Varo.
Dengan cepat dan hati yang begitu sangat bahagia Varo masuk kedalam ruangan yang dimana Zahra di rawat, melihat wajah pucat istrinya senyum Varo memudar ia merasa sangat tak becus mengurus istrinya, apa lagi saat ini Zahra dinyatakan hamil.
Varo melangkahkan kaki nya menuju brankar yang berisi wanita cantik, yang masih menutup matanya rapat.
"Sayang, disini ada jagoan kita tau." Ucap Varo berbisik di samping telinga Zahra, mata Zahra masih enggan terbuka hembusan nafasnya sangat panas membuat Varo begitu khawatir.
"Sayang, jangan gini. Aku gak bisa liat kamu sakit." Lirih Varo ia mendudukkan dirinya di samping brankar istrinya, dengan kepala yang ia tidurkan di pundak istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 (END)
Short Story⚠️ sebagian Part sudah di Revisi 𝕎 𝔸 ℝ ℕ 𝕀 ℕ 𝔾 !!! 𝐭𝐞𝐫𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐮𝐦𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐬𝐚𝐫. "Bukan kah saya bilang jangan terlalu perdulikan saya!" "Saya bisa melakukan nya sendiri!" "Tapi" "KELUAR, DAN...