33. EXTRA PART I

5.3K 201 6
                                    

H a p p y  R e a d i n g
________

Sudah tiga bulan lama nya, Agas juga Kay masih setia terpejam. Dokter pun selalu mengatakan bahwa kadang kondisi Agas dan Kay menurun bersama dan juga kembali normal bersama.

Sedangkan Jessiy dan Marvan sekarang berada di depan ruang rawat mereka berdua, omong-omong dengan kehamilan Kay, Bayi yang ada di kandungan nya dinyatakan gugur. Karena, benturan yang sangat keras saat kejadian kecelakaan tiga bulan lalu.

Entah seperti apa nanti reaksi dan tanggapan Kay dan juga Agas, sudah pasti Kay akan syok berat.

Hubungan Marvan dan Jessiy semakin dekat, mereka di percaya oleh mama dan kakak Kay untuk mengurus semua masalah yang terjadi tiga bulan lalu. Memenjarakan Serlly, Kella dan Dirga. Mereka tidak tahu menahu apapun tentang pendidikan mereka atau apapun itu.

Karena, Varo dan mama Laras sudah sangat kecewa dan marah, yang mereka sakiti tidak 1 ataupun 2 orang melainkan 3 orang.

Jessiy benar-benar kecewa dengan sahabat nya, Dirga. Ia bahkan tak menyangka bahwa Dirga akan melakukan hal gila di luar nalar seperti ini. Lalu kebaikan yang ia lakukan dulu itu untuk apa? Untuk menutupi kebusukan nya?

"Gue bener-bener masih gak nyangka sama Dirga, Van." Ucap Jessiy menatap lurus kedepan.

Marvan menoleh, ia cukup sabar menangani sikap Jessiy akhir-akhir ini. "Jess, udah gak usah di bahas lagi, semua udah berakhir. Sekarang kita fokus ke Agas juga Kay." Nasehat Marvan.

"Gue cuma gak habis fikir aja, Van."

"Udah ah, ngapain sih di fikirin. Gue mau kasih sesuatu ke lo nih," ucap Marvan dengan senyum yang mengembang di wajah tampan nya.

Jessiy menoleh, menatap heran Marvan. Laki-laki itu selalu memberikan nya sesuatu yang mahal. Ia jadi tak enak hati.

"Apa lagi,Van?" Tanya Jessiy tak enak.

"Tutup dulu dong mata lo,"

Jessiy dengan patuh menutup matanya menuruti perintah dari Marvan, Marvan segera mengambil sesuatu yang ada di saku jaketnya.

"Jangan buka mata dulu." Jessiy hanya mengangguk saja.

"Gue mau bilang makasih ke lo karena udah mau maafin gue, dan mau nerima gue lagi. Tapi, gue gak tau untuk yang ini lo bakal terima apa engga, jangan protes kalo gue ngelakuin nya di rumah sakit engga kaya orang-orang di tempat yang romantis, gue juga bukan tipe orang yang mau dibuat ribet." Jessiy masih mendengarkan perkataan Marvan, ia cukup bingung maksud dari ucapan Marvan ini apa.

"Maksud nya apaan sih Van!" Tanya Jessiy, bingung, kesal dan penasaran.

Marvan membuka kotak yang berisi cincin berlian, dan ia todongnya kedepan wajah Jessiy. "Jess, buka mata lo."

Dengan rasa penasaran Jessiy membuka matanya, mata nya membulat sempurna kala melihat cincin cantik didepan nya.

"Van?" Lirih nya menatap mata coklat Marvan.

Marvan tersenyum, "Jadi pasangan hidup gue ya?" Ucap nya tulus.

"L-lo beneran, Van?" Tanya Jessiy serius.

Marvan tersenyum hangat, "gue serius, ini cincin udah di siapin dari lama sama bunda gue, sebelum dia pergi dan sebelum hubungan kita selesai waktu itu." Jelas Marvan menatap sekilas cincin didepan nya lalu kembali menatap wajah Jessiy yang menahan tangis.

Tangan Marvan terulur mengelus pipi Jessiy lembut, "Gue minta maaf atas apa yang gue lakuin sama lo waktu itu, kasih gue kesempatan buat kembali ngerasain hangat nya hubungan kita waktu itu dengan status baru."

𝐌𝐲 𝐇𝐮𝐬𝐛𝐚𝐧𝐝 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang