02.

272 48 0
                                    


Selamat membaca~
.
.
.

"Mau boba yang mana?" tanya Eric. Kalian berada di stan boba dekat toko alat tulis langgananmu sekalian beli beberapa perlengkapan untuk menggambar.

Kamu memang suka menggambar sejak kecil, bahkan ikut ekstra klub Seni Rupa di sekolah untuk menyalurkan bakatmu. Sudah berkali-kali kamu menyumbang penghargaan di bidang itu.

Gambaran favoritmu adalah benda hidup, dan akhir-akhir ini kamu sedang suka mengambil foto Eric saat candid lalu menggambarnya, tentu saja secara diam-diam. Kamu ingin memberikan gambar-gambar itu sebagai kado untuk Eric nanti.

"Kamu kenapa suka rasa matcha?" tanya kamu melihat pesanan Eric yang tidak pernah berubah.

"Suka aja," jawabnya. "Tapi lebih suka kamu."

"Apa sih?" Kamu membuang muka, pasti sekarang wajahmu memerah mendengar gombalan receh Eric tadi.

Padahal bukan sekali dua kali Eric menggombal, bahkan sudah menjadi kebiasaan. Tapi rasanya kamu belum kebal juga, selalu saja salah tingkah sendiri. Eric kan jadi kesenangan dan tertawa melihat reaksimu.

"Kamu tumben nggak pesan Taro?" tanya Eric balik.

"Eum, lagi pengen matcha juga sih. Biar samaan."

"Buciiin, siapa yang ngajarin?"

"Pacar aku lah."

"Siapa pacarnya? Ganteng nggak?"

Kamu bergaya seperti berpikir. "Lumayan, sih. Kalau disandingin sama Nam Joohyuk ya kalah!"

Eric tertawa. "Bisa banget kamu jawabnya."

Kalian melangkah menuju toko mainan tak jauh dari stan boba itu, Eric bilang ingin membeli mainan dulu untuk Lily, Adik sepupunya.

"Lily ulang tahun?" tanyamu. "Bukannya udah lewat?"

"Udah, sih. Ini cuma pengen kasih aja. Kamu jadi mampir beli alat tulis sekalian?"

"Jadi, nanti aja habis beliin mainan Lily."

Setelah memilih mainan dan memutuskan membeli sebuah boneka warna biru muda, kalian langsung ke toko alat tulis untuk membeli keperluanmu menggambar.

"Aku mau pilih-pilih buku bacaan buat Lily juga, bentar." Eric lalu pergi ke area buku bacaan anak.

Kamu memerhatikan cowok itu, dia sedang memilih-milih. Sudut bibirmu tertarik, diam-diam tersenyum. Eric sangat menyayangi Lily yang sekarang masih duduk di bangku TK. Mungkin karena Eric adalah anak tunggal, jadi dia sangat memanjakan Adik sepupunya itu.

Kamu juga anak tunggal jadi tahu rasanya kesepian di rumah. Biasanya Jihoon si sepupumu itu datang menemani. Tapi bukannya membuatmu lebih baik, dia malah mengajak ribut.

"Udah?" Kamu menghampiri Eric setelah menemukan barang-barang yang akan kamu beli.

"Udah, beli ini aja kali, ya? Lily juga masih belajar baca." Eric menunjukan buku yang dia pilih.

"Iya, anak kecil suka yang banyak gambarnya," jawabmu. "Ayo ke kasir, aku nggak bisa pulang kemalaman soalnya hari ini ada janji makan malam sama Papa dan Mama."

"Loh, pulang cepat?"

"Iya, tadi ditelepon katanya ada yang mau Papa omongin. Papa jarang bisa makan di rumah, jadi.... Kita makan barengnya next time, ya?"

Kamu merasa tidak enak padahal tadi bilang tidak ada acara dan mengiyakan ajakan Eric untuk makan malam bersama setelah membeli alat-alat menggambar ini.

Eric mengulurkan tangan menepuk puncak kepalamu dua kali. "Okay, next time."

Kamu tersenyum, untung saja Eric perngertian dan selalu seperti itu padamu. Kamu berharap Eric tidak akan berubah walaupun kalian harus menghadapi situasi yang tidak dapat diduga.

Cukup Tau - Eric Son [00L Imagine][SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang