22.

62 18 0
                                    

Hari jumat kamu sudah diperbolehkan masuk sekolah dengan syarat diantar Papa dan nanti pulangnya mau dijemput. Lagi-lagi kamu tidak ngeyel karena takut malah tidak boleh masuk.

Papa mengantarmu sampai masuk gedung sekolah tanpa menerima bantahan. Untung berangkat pagi jadi belum banyak yang lihat.

Saat sedang salim pada Papa, kamu melihat Jaemin. Cowok itu juga baru datang dan menyapamu. Dia mendekat, menyapa Papa juga.

"Saya Jaemin, Om," katanya saat Papa bertanya.

"Ketua OSIS," tambahmu.

"Ooh, ini ketua OSIS yang diceritain kepala sekolah itu. Om titip Y/n, ya. Dia baru masuk sekolah habis sakit."

"Paa..."

Papa tertawa, lalu mengecup keningmu. "Papa berangkat, ya? Sekolah yang rajin. Kalau pusing ke UKS aja."

"Iya."

"Jaemin, Om pergi dulu."

"Iya, Om. Hati-hati."

Lalu Papa pergi, meninggalkan kamu dan Jaemin di hall utama gedung sekolah. Dia terlihat lebih segar dari terakhir kalian bertemu. Rambutnya saat itu terlihat lebih panjang, dia memotongnya dan disisir rapi. Ini baru Jaemin sang Ketua OSIS idola.

"Mau bareng?" tawarnya.

Kamu sempat gagap, bohong kalau tidak terpukau oleh pemandangan wajah tampan Jaemin yang seperti pangeran itu. Karena malu, kamu hanya mengangguk, lalu berjalan lebih dulu.

Jaemin menyusul dengan cepat dan kini berjalan di sampingmu. Sekolah masih sepi, tidak banyak yang melihat. Bahkan cowok itu mengantarmu sampai kelas.

"Sesuai pesan Papa lo tadi," katanya.

Kamu tertawa canggung. "Papa bercanda, tapi makasih, ya?"

Jaemin mengangguk, lalu dia pamit karena mau ke kantor OSIS dulu. Melihat Jaemin sudah tidak menyeramkan lagi, mungkin karena kamu sudah sempat mengobrol panjang dengannya saat di rumah sakit.

"Y/n!"

Kamu menoleh, ternyata Karina dan Giselle. Mereka menatapmu khawatir begitu sampai di depanmu.

"Lo udah beneran sembuh? Kami baru mau jenguk nanti," kata Karina.

"Iya, kemarin gue latihan jadi belum sempet," tambah Gisele.

Kamu menepuk lengan dua cewek itu, lalu mengangguk tanda itu bukan masalah. Kamu mengajak mereka masuk kelas, ingin duduk, belum bisa berdiri terlalu lama.

"Tadi diantar Papa lo?"

"Iya, belum boleh naik motor."

"Untung besok Sabtu, lo bisa istirahat aja. Biar gue bilang Renjun supaya nggak ikut latihan," kata Giselle.

"Biar gue bilang sendiri. Emang mau istirahat dulu kok Sabtu ini," jawabmu.

"Si Renjun dari dulu terkenal nggak kasih ampun kalau udah latihan buat lomba."

"Nggak seburuk itu, kok." Sesuai pengalaman, Renjun justru memerhatikan kesehatan setiap anggota. Nggak maksa waktu latihan, walau omongannya kadang pedes.

Membicarakan hari Sabtu, kamu jadi ingat kalau besok Eric ada event karate. Seperti yang dia bilang, biasanya kamu yang antar dan nemenin dia. Sekarang Eric harus pergi sendiri. Apa kamu minta Jihoon menemaninya saja, ya?

Ah, mana mau dia.

Besok pagi kamu telepon aja untuk memberi semangat jarak jauh.

***

Cukup Tau - Eric Son [00L Imagine][SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang