"Terserah! Jangan ikutin aku!"
Kamu tersentak kaget mendengar pintu ruangan dibanting, bahkan sampai membuat kepalamu terantuk meja. Kamu memang bersembunyi di bawah meja ruang seni karena Mia tiba-tiba datang sambil mengomel. Kalau dia melihatmu di tempat ini hanya berdua dengan Jeno, bisa jadi perang besar.
Sebenarnya tadi ada Renjun, tapi cowok itu pergi duluan karena ada urusan. Kamu berniat pulang sendiri karena Jeno bilang akan bareng Mia, tapi apa tadi? Mereka malah bertengkar tepat di dekatmu!
"Lo bisa keluar, Mia udah pergi." Suara Jeno terdengar berat, disusul derit kursi tanda cowok itu baru saja duduk.
Kamu keluar dari kolong meja sambil mengusap kepala yang berdenyut nyeri, lebih baik lain kali sembunyi berdiri di balik sesuatu yang tinggi daripada di kolong meja seperti tadi.
"Kalian ribut?" tanyamu, menarik kursi dan duduk juga.
"Iya," jawab Jeno, cukup membuatmu kaget karena cowok itu sama sekali tidak berusaha menyembunyikannya.
Ah, lagian kamu sudah dengar tadi, apa yang harus disembunyikan?
"Kalau gitu gue pulang dulu, Jen," pamitmu, berdiri setelah menyambar tas ransel di atas meja.
"Gue anter."
"Enggak usah," tolakmu. "Lo baru aja ribut sama pacar malah pulang bareng cewek lain, nanti ada berita yang enggak-enggak."
"Terus gue harus biarin lo pulang sendiri setelah janji bakal ngejamin keamanan lo?"
"Jen, gue bukannya mau pulang lewat hutan atau gurun yang nggak ada orang. Jalan ke rumah gue rame terus, sekarang juga masih terang. Jadi, daripada mikirin gue pulangnya gimana, mending lo nyusul Mia, ajak dia baikan."
Kamu mengatakan ini dengan sungguh-sungguh, jangan sampai ada pasangan lain yang berakhir tanpa ada pembicaraan baik-baik dulu seperti kamu dan Eric.
"Enggak," jawabnya. "Gue sama Mia bakal putus."
"Ha? Kenapa?"
Jeno yang semula menutup mata sambil memijat pelipis, kini menatapmu. "Gue kira lo juga berpikir hubungan kami aneh dan seharusnya putus aja?"
Mendapat pertanyaan itu, kamu gelagapan. Kamu memang menganggap hubungan mereka gak sulit dimengerti, tapi bukan berarti berharap mereka putus!
"B-bukan gitu maksud gue! Hubungan kalian masih—"
"Nggak ada, nggak ada yang perlu dibicarain atau diperbaiki dalam hubungan kami. Sejak awal semuanya palsu. Bahkan sampai akhir, perasaan Mia cuma buat Jaemin. Kalau gue bertahan, namanya bodoh."
Jeno berdiri, lalu mengambil tas dan menyelempangkannya di pundak kanan. "Lo naik taksi, gue ikutin dari belakang."
Tanpa menunggu pendapatmu, Jeno langsung keluar ruangan. Dia menunggu di depan karena harus mengunci pintu dulu. Kamu menyusulnya, menunggu sampai cowok itu selesai mengunci pintu.
"Udah pesen online?"
Kamu mengangguk pelan. Kalian berjalan beriringan di koridor, meninggalkan gedung sekolah. Taksi online yang kamu pesan sudah menunggu di depan. Kalian berpisah kendaraan, tapi Jeno benar-benar mengikutimu dari belakang.
***
Kabar putus Jeno dan Mia menyebar sangat cepat, teman sekelasmu juga membicarakannya. Sebagian besar dari mereka justru senang karena akhirnya salah satu dari cowok ganteng di sekolah berstatus jomlo sekarang, sebagian lagi bergossip karena muncul kabar bahwa Mia mendekati Jaemin setelah putus dengan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup Tau - Eric Son [00L Imagine][SELESAI]✔
Fanfiction[IMAGINE PROJECT] "Yang aku tahu, Eric adalah laki-laki baik dan selalu mengerti aku." Start : 25-03-24 Finish : 04-07-24 ⚠️ Imagine ⚠️ Pasangan di cerita ini murni untuk kepentingan cerita ⚠️ Apa pun yang ada di dalam cerita ini adalah hasil imajin...