40.

74 20 0
                                    

"Jeno!" panggilmu saat melihat Jeno baru akan memasuki ruang kelasnya.

"Jeno doang yang dipanggil, nih? Padahal ada gue." Si Haechan protes. "Ya udah gue masuk kelas aja."

Haechan nyelonong masuk kelas sebelum kamu menjawab protesannya tadi, cowok itu seperti ngambek, tapi kamu tahu dia cuma bercanda.

"Ada apa?"

"Yang lo bilang kemaren ternyata beneran." Kamu mendekat untuk berbisik, Jeno juga sedikit merendahkan tubuhnya ke samping. "Mia pindah sekolah."

"Gue bilang juga apa," kata Jeno.

"Tapi aneh aja, kenapa ya tiba-tiba banget?"

"Emang waktu lo pindah ke sini enggak tiba-tiba?"

"Iya, sih." Waktu itu kamu pindah karena Papa harus pindah tugas, jadi tidak ada pilihan lain. "Lo nggak apa-apa?" tanyamu, bagaimanapun Jeno baru putus beberapa waktu lalu dari pacarnya, tidak mungkin dia baik-baik saja.

Walau mereka pacaran dengan dasar ancaman sih.

"Iya," jawabnya.

"Iyanya serius nggak?"

"Serius."

"Okay, deh. Ngomong-ngomong katanya nanti pembina ngajak makan bareng, ya? Anak-anak yang ikut lomba."

"Iya."

"Padahal pengumumannya belum keluar, tapi udah makan-makan."

"Nggak perlu nunggu menang, mau ikut lomba juga perlu diapresiasi," kata Jeno. "Di sini selalu gitu.

Kamu mengangguk paham dengan bibir membulat, biasanya kan acara makan bersama diadakan setelah pengumuman keluar dan mendapat juara walau tidak di semua cabang lomba.

"Lo nanti sama gue aja."

"Apa?"

"Tadi diantar bokap, kan? Karena makannya habis pulang sekolah, jadi lo bareng gue aja."

Kamu tidak langsung menyetujuinya, tiba-tiba terpikir apakah Jeno akan mengikuti taksi yang kamu pesan seperti biasa?

"Boncengan," kata cowok itu. "Nanti boncengan naik motor gue aja, nggak usah pesen taksi."

"Tapi—"

"Kalau lo khawatir gue jadi bahan omongan karena sering sama lo padahal baru putus, telat. Sejak gue masih pacaran sama Mia, gossip itu udah ada. Tapi seperti yang lo lihat, nggak heboh banget karena mereka memakhlumi misal gue deket sama cewek lain. Soalnya, Mia aja deket sama Jaemin."

"Jen?" Kamu mengerjap. "Panjang banget penjelasannya."

Jeno mengatup bibirnya, seperti baru sadar apa yang tadi dia katakan. Tidak biasanya Jeno akan menjelaskan sepanjang itu, seolah takut kamu akan salah paham.

"Gue masuk dulu." Dia langsung masuk kelas bahkan sebelum kamu mengangguk.

***

"Jadi bareng Y/n?" tanya Haechan pada Jeno, mereka berdua sudah ada di tempat parkir.

Jaemin diantar oleh supirnya dan Renjun ikut dengan cowok itu. Awalnya Haechan pengen nebeng Jeno, makanya dia tanya dulu apa Jeno akan bareng denganmu atau tidak.

"Iya."

"Kalau gitu gue bareng Yangyang." Haechan melambaikan tangan pada cowok Chindo yang bergabung dengan cabang lomba karate itu.

Jeno masih menunggu di tempat parkir karena kamu belum keluar juga, kelasmu memang kadang keluar lebih lama dari kelas lain.

Saat akan mengirim pesan padamu, Jeno mengerutkan kening karena melihat seseorang berlari tergesa ke tempat parkir. Itu kamu. Semakin dekat, Jeno bisa melihat ekspresi panik di wajahmu.

Cukup Tau - Eric Son [00L Imagine][SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang