23.

83 18 0
                                    

Kamu meminta Jihoon mengantarmu pulang ke rumah lama, lalu meninggalkan cowok itu ke kamar. Dia sempat mengikutimu, tapi tidak mengetuk pintu karena mendengar kamu menangis.

Bukannya pergi, Jihoon menunggu di depan pintu. Cukup lama sampai kamu akhirnya keluar karena lapar, waktunya makan siang dan minum obat.

Jihoon tidak banyak tanya, dia bilang sudah pesan makan dan ada di bawah. Kalian turun dan langsung makan dalam keheningan.

Selesai itu, kamu duduk bersandar di sofa. Semua Jihoon yang membereskan. Baru setelah semua beres, Jihoon duduk di sebelahmu dengan tatapan menuntut.

Dia pikir tangisanmu sudah cukup dan kamu sudah makan. Tidak ada alasan untuk tidak menjelaskan.

Kamu menghela napas, lalu menunjukkan pesan dari Yeji yang tentu saja tidak bisa dilihat lagi.

"Ini apa?" tanya Jihoon.

"Tadi foto, terus gue lihat aslinya."

"Apa?"

Kamu menjeda, mengumpulkan keberanian. "Eric sama Lia."

Kamu melihat Jihoon langsung membuang muka, entah apa yang cowok itu lakukan. Dia tidak bersuara walau bibirnya bergerak. Kamu juga tidak begitu ingin tahu karena matamu memerah lagi, panas.

Jihoon langsung menarikmu ke pelukannya, dan itu malah membuatmu kembali menangis. Kamu mencengkeram kaos cowok itu dan mulai terisak. Dia tidak protes, mengusap belakang kepalamu tanpa mengucap apapun.

Kalian berada di posisi itu sampai kamu puas menangis dan suara pesan masuk mengiterupsi. Jihoon yang mengambil ponselmu.

"Lia," katanya.

Kamu mengambil alih, tapi Jihoon sempat melarangnya.

"Gapapa," katamu.

Walau ragu, Jihoon menyerahkan ponsel itu padamu. Dia memerhatikan ketika kamu mengusap jejak air mata, mengatur napas, lalu mengetik balasan.

You : Gue di rumah sama Jihoon, tadi lo lama sih pulangnya

Lia menjawab dengan sangat cepat

Lia : Lo lihat gue pulang?

Jawaban itu membuatmu tersenyum, justru memperlihatkan kalau Lia memang tidak ingin kamu tahu.

You : Enggak kan gue pergi sebelum lo dateng

Lia : Ooh
Lia : Balik ke sini nggak?

You : Nggak bisa, nggak dibolehin sama Jihoon, ditahan gue

Normalnya, Jihoon akan protes atau minimal mendelik tidak terima karena namanya dijual. Tapi sekarang dia diam saja.

Lia : Hahaha oke
Lia : Lain kali bilang dong kalau mau dateng

You : Iya

Kamu meletakkan ponsel itu, lalu mengusap wajah. Pusing. Harusnya kamu tidak menangis selama itu.

Jihoon beranjak dan pergi entah ke mana, lalu kembali membawa seember air dan kain.

"Dikompres dulu, entar gue kena omel Tante kalau ngelihat lo habis nangis begini," katanya.

Kamu mengambil kain itu, lalu terkekeh. "Bilang aja habis nonton film sad ending."

Benar saja, tidak lama kemudian Mama datang dan kalian langsung dicecar banyak pertanyaan. Untung Mama percaya dengan alasan kalian habis nonton film sad ending.

Hari sudah sore, Mama menawarkan apa kamu mau nginep saja. Tapi kamu mau pulang, ingin meringkuk di bawah selimut dan mungkin— menangis lagi.

Ah, entah kenapa kamu ingin bicara sendiri di jendela kamarmu. Rasanya seperti ada yang mendengarmu, atau angin akan membawa keluhanmu pada seseorang.

Cukup Tau - Eric Son [00L Imagine][SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang