"Jun!"
Renjun yang sudah berdiri di ambang pintu hendak masuk ruang seni, langsung menoleh karena panggilan itu. Jeno berlarian di koridor seperti orang panik, membuat Renjun mengerutkan kening.
"Kenapa lo?"
"Y/n mana?" tanya Jeno langsung. "Y/n mana, Jun?"
Renjun yang bingung kenapa Jeno panik sambil bertanya keberadaanmu, lantas menengok ke dalam ruangan yang ternyata kosong. Padahal tadi Haechan bilang kalau kamu menunggu di ruang seni karena Jeno masih pacaran.
"Nggak ada, di kantin atau toilet paling," jawab Renjun.
"Awas, gue mau lihat."
Renjun menyingkir dari pintu, memberi akses Jeno masuk. Cowok itu langsung mencari sesuatu, seperti petunjuk bahwa kamu memang ada di sini sebelumnya.
"Tasnya ada," kata Jeno. "Sial. Pantes ditelepon gak dijawab."
Renjun mendekat. "Nggak bawa hape?"
Jeno menunjuk ponselmu yang dicharger tidak jauh dari tasmu, cowok itu mengumpat pelan, lalu mengeluarkan ponselnya dan menggulir kontak dengan tidak sabaran.
"Kenapa, sih?" Renjun masih tidak mengerti.
"Halo, Chan? Lo serius Y/n di ruang seni?"
"Nggak ada! Cuma ada tas sama hape doang!"
"Lo masih di sekolah?"
"Ck. Oke, makasih."
Jeno mematikan teleponnya, raut wajah cowok itu menjadi semakin kesal setelah menghubungi Haechan, sepertinya jawaban yang Haechan berikan tidak memuaskan Jeno.
"Lo kenapa panik begini, Y/n kenapa?"
Jeno menghela napas, ia terlalu kalut karena mendapat pesan tadi. Cowok itu kembali mengutak-atik ponselnya dan menunjukkan sebuah pesan pada Renjun.
Cewek lo sama gue.
"Siapa?" Renjun mengernyit.
"Gue nggak tau siapa yang kirim pesan, tapi yang dimaksud di sini jelas Y/n."
Jawaban itu membuat Renjun menatap Jeno dengan sebelah alis terangkat, meminta penjelasan.
"Tadi Mia sama gue."
Tangan Renjung yang semula bersedekap dada langsung lepas dan ia turunkan, raut wajah cowok itu berubah serius. Kini paham kenapa Jeno yakin kalau orang yang dimaksud adalah kamu. Sekarang pertanyaannya, siapa orang yang mengirim pesan itu.
"Loh, lo kok di sini, Jun?"
Jeno dan Renjun menoleh ke arah pintu bersamaan, dari sana datang Jaemin dengan sebuah map di tangan kanannya. Sementara tangan kiri cowok itu sibuk mengendurkan dasi.
"Bukannya ada urusan di luar?"
"Udah selesai."
"Terus Y/n mana?" tanyanya. "Tadi lo minta dia ke belakang sekolah, kan?"
"Belakang sekolah?" ulang Jeno, mendekat ke Jaemin.
"Iya. Tadi bawa totebag warna biru, katanya lo minta dia antar totebag itu lewat gerbang belakang. Sebenernya gue juga heran, lo kan paling nggak suka bau sampah di belakang itu. Tapi karena tadi buru-buru, jadi nggak sempet nanya lebih banyak."
"Sejak kapan?" Jeno bertanya lagi. "Berapa lama dari sekarang lo terakhir ketemu dia?"
Jaemin melirik jam dinding yang menunjukkan hampir pukul 5 sore. "Sekitar lima belas menit lalu."
Setelah kalimat Jaemin selesai, Jeno langsung melangkah cepat keluar ruangan. Cowok itu menghiraukan pekikan Renjun yang menyerukan namanya, yang dipikirkan Jeno hanya ia harus segera menemukanmu dan memastikan kalau pesan itu hanya orang iseng belaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cukup Tau - Eric Son [00L Imagine][SELESAI]✔
Fanfiction[IMAGINE PROJECT] "Yang aku tahu, Eric adalah laki-laki baik dan selalu mengerti aku." Start : 25-03-24 Finish : 04-07-24 ⚠️ Imagine ⚠️ Pasangan di cerita ini murni untuk kepentingan cerita ⚠️ Apa pun yang ada di dalam cerita ini adalah hasil imajin...