01.

660 48 3
                                    

Selamat membaca~

...
...

"Eric!"

Cowok tampan dengan setelan seragam putih abu-abu itu menoleh, senyuman hangat langsung ia berikan begitu melihatmu keluar dari pintu rumah.

"Udah lama?" tanyamu, menghampiri cowok itu.

"Baru," jawabnya, lalu mengambil helm bogo di atas motor dan memakaikannya di kepalamu dengan hati-hati.

Padahal sudah menjadi rutinitas Eric selalu perhatian dan bersikap manis padamu sejak kalian menjalin hubungan, tapi rasanya selalu ada kupu-kupu terbang di perutmu. Tentu saja wajahmu bersemu.

Eric tertawa kecil, selalu gemas dengan wajahmu yang memerah.

"Ayo!"

Cowok itu naik duluan ke motor besarnya, lalu membantumu naik. Setelah kamu duduk dengan benar, Eric menarik lenganmu untuk melingkar di perutnya. Kamu tersenyum dan lantas menempelkan dagu di bahu Eric, seperti biasanya.

Eric menyalakan mesin motornya, tapi tidak langsung melaju meninggalkan halaman rumahmu.

"Siap berangkat, Princess?" tanya Eric, menatapmu lewat kaca spion.

"Siap, Pangeran Eric!"

Jawabanmu membuat Eric tertawa, lalu melajukan motor hitam miliknya dengan kecepatan normal. Eric selalu bilang kalau Sang Princess harus selalu merasa nyaman dan aman, di mana pun dan kapanpun. Termasuk saat di perjalanan.

Karena itulah, kamu selalu merasa nyaman dan terlindungi ketika bersama Eric. Dia tulus dan sangat menyayangimu.

"Nanti pulang ada acara nggak?" tanya Eric, memelankan laju motornya agar bisa berbicara denganmu.

"Enggak, les lagi libur juga. Kenapa?"

Eric tersenyum. "Mau jalan-jalan?"

Kamu terdiam mendengarnya, padahal sudah bukan hal langka saat Eric tiba-tiba mengajakmu jalan-jalan. Bahkan biasanya tanpa bilang tau-tau ada di depan rumah. Apalagi saat kamu badmood, Eric seolah bisa membaca isi kepalamu.

"Mauuu!"

Pelukanmu pada perut Eric menguat, satu tangan cowok itu menyentuh tanganmu yang berada di depan perutnya, mengusapnya pelan. Kebiasaan Eric yang membuatmu merasa nyaman dan aman saat dibonceng olehnya.

"Sayang Eric," ucapmu pelan, entah Eric mendengarnya atau tidak.

Yang pasti kamu selalu merasa jadi orang paling beruntung karena memiliki sosok Eric, dan berharap Eric merasa seperti itu juga karena memilikimu.

***

"Duh, si bucin." Lia tau-tau muncul dari belakang dan merangkul lehermu, disusul Yeji dengan tampang sangar seperti biasa.

Lia dan Yeji adalah temanmu sejak SMP, sama seperti Eric. Kalian bertiga dekat dan saling melengkapi. Lia si cantik dan modis, Yeji si tegas juga savage, dan kamu yang ramah serta ceria. Benar-benar persahabatan yang sempurna, kan?

"Si Eric pagi-pagi banget udah jemput lo, kayaknya dia berangkat lebih pagi dari satpam sekolah," komentar Lia. "Entah harus dipuji atau dibilang berlebihan, soalnya dia suka tidur di kelas. Tegur tuh jangan-jangan tidur larut bangun pagi supaya bisa jemput lo."

"Tegur biar gak jemput lagi?" tanyamu.

"Tegur biar gak begadang lagi lah, dodol. Ah, gemes banget mau mukul."

Kamu tertawa. "Iya tau, dia biasanya latihan silat sampai malam, atau nggak ya futsal sama teman-temannya. Tidurnya jam dua belas atau jam satu, nggak lebih dari itu."

Cukup Tau - Eric Son [00L Imagine][SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang