12.

142 36 4
                                    

Selamat membaca~

***

Biasanya kalau kita sedang menunggu sebuah hari istimewa datang, waktu terasa berlalu amat lambat. Tapi kali ini beda.

Sekarang sudah Sabtu.

Artinya besok Eric akan datang, ini akan jadi pertemuan pertama kalian setelah hampir sebulan tidak bertemu sejak kepindahanmu.

Dari pagi, jantungmu sudah berdetak tidak karuan. Bahkan baru bangun, setelah berdoa yang biasanya dilanjut dengan peregangan lalu mandi, kamu malah berdiam diri di atas kasur sambil senyum-senyum sendiri, membayangkan bagaimana besok penampilan Eric, senyumnya, dan deepvoice cowok itu yang sangat kamu rindukan.

Kalian sering telpon dan videocall, hanpir tiap hari, tapi kan rasanya beda dengan bertemu langsung.

Sekarang kamu sedang merapikan meja makan sebelum sarapan. Papa sudah berangkat sejak pagi, sementara Mama bersiap untuk pergi ke pertemuan. Entah sejak kapan Mama bergabung dengan perkumpulan yang isinya ibu-ibu di komplek perumahan ini.

Makanan sudah tersaji, kamu duduk di salah satu kursi, menatap ponsel yang tergeletak di atas meja. Sayangnya tidak boleh main ponsel sebelum selesai makan.

"Kenapa nggak sarapan duluan?" tanya Mama, meletakkan tas jinjingnya di atas meja.

"Nunggu Mama," jawabmu. "Hari ini aku ada pertemuan pertama klub gambar, pulangnya mungkin agak telat."

"Sekalian rapat lomba?"

"Iya."

Mama dan Papa sudah tahu soal lomba itu, karena kamu menceritakannya saat makan malam.

Ada hal yang kamu suka setelah pindah ke sini, Papa lebih sering pulang lebih awal— maksudnya, tidak sesibuk di kantornya yang dulu. Kalian jadi sering makan malam bersama.

"Papa nanti pulang tepat waktu, kan?" tanyamu. "Soalnya hari ini ada pasar malam, mau nonton."

"Iya, lebih awal kayaknya," jawabnya. "Nanti kita nonton bareng."

"Yeiy!"

"Ayo sarapan."

Ting tung!

Baru selesai berdoa, suara bel rumah membuat perhatianmu dan Mama teralih. Mama hendak berdiri untuk membuka pintu, tapi kamu mencegahnya.

"Aku aja."

Kamu melangkah cepat menuju pintu, siapa yang bertamu sepagi-pagi ini? Bahkan tuan rumah belum sempat sarapan.

Apa Giselle? Cewek itu ikut paduan suara yang juga akan ikut lomba, mungkin saja ingin mengajak berangkat bareng.

"Jeno?"

Jeno berbalik, cowok dengan jaket hitam dan celana jeans warna senada itu sedang menelepon seseorang.

"Iya, aku antar pulangnya."

Sambungan diputus oleh Jeno. "Ayo berangkat bareng."

"Eh? Ke mana?"

"Ke sekolah, lah. Lo ada latihan klub gambar, kan, hari ini?"

Kamu mengangguk.

"Gue juga ada basket. Kata Renjun nanti juga ada kumpul peserta lomba, makanya gue ikut. Ayo buruan."

"Y/n, Mama berangkat, ya?" Mama muncul di sampingmu. "Oh, kamu Jeno, ya? Yang tinggal di rumah depan  itu?"

"Iya, Tante." Jeno maju dan salim pada Mama. "Mau ajak Y/n bareng ke sekolah."

"Kebetulan banget. Y/n nggak bisa bawa motor."

Kamu menoleh pada Mama, melotot tidak suka. Sementara Mama malah tersenyum.

Cukup Tau - Eric Son [00L Imagine][SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang