10.

143 38 2
                                    

"Ganteng banget."

Kamu terkesiap saat suara Mama terdengar di belakangmu, wanita itu tertawa pelan.

"Siapa, nih? Kayaknya bukan Eric?"

Kamu buru-buru menyembunyikan sketchbook itu dari Mama yang sebenarnya sudah melihat gambar buatanmu sore ini.

Karena belum daftar ke ekstra, kamu jadi banyak punya waktu luang setelah pulang sekolah. Beberapa hari ini sedang mencari tempat les yang bagus tapi masih pilih-pilih, jadi belum ada kesibukan selain sekolah dan gambar-gambar.

"Tapi bentar, deh." Mama mengerutkan kening. "Mama kayak nggak asing sama wajah tadi, apa pernah ketemu, ya?"

Mata kamu melebar, lalu menggeleng cepat. Jangan sampai Mama tahu kalau cowok ini tetangga depan rumah. Bisa-bisa Mama bergossip dengan ibu cowok itu kalau kebetulan bertemu saat belanja.

"Oh, ya—"

"Ma, tadi katanya lagi masak sayur?"

Mama langsung diam, kemudian menepuk dahinya.

"Lupa." Wanita itu terkekeh. "Habis ini turun, jadi belajar sama Giselle, kan?"

"Jadi, dong!"

Mama mengusap puncak kepalamu pelan sebelum melangkah menuju pintu kamar, meninggalkanmu di balkon. Kamu menghela napas, agak lega karena berhasil mengalihkan obrolan.

Perhatianmu tertuju pada lembar sketchbook yang tidak lagi kosong, lalu beralih pada ponsel. Gambar ini sedikit lagi akan selesai, tapi kamu merasa tertahan untuk merampungkannya.

Kamu meletakkan alat gambar itu di meja bundar, lalu membuka satu aplikasi di ponsel.

Eric❣️

Eric
Bisa telpon?

Kamu tersenyum setelah mengirimnya, hari ini Eric tidak ada kegiatan, senin begini cowok itu biasanya langsung pulang setelah mengantarmu. Atau kadang mengajakmu jalan-jalan dulu sebagai pengganti Sabtu dan Minggu yang dipakai untuk latihan Silat serta Futsal.

Ah, kamu jadi kangen jalan-jalan dengan Eric.

Jeda beberapa menit sebelum ada notif balasan, tapi tampilan berubah begitu kamu hendak membuka pesan itu.

Eric menelponmu— oh, lebih tepatnya videocall.

"Hai," sapanya begitu wajah tampan cowok itu muncul.

"Hai." Kamu tersenyum, ternyata Eric memang sedang di rumah. Cowok itu memakai baju santai dengan ujung rambut basah, baru selesai mandi.

Kamu mengambil tangkapan layar diam-diam, lumayan ada bahan untuk di menambah koleksi gambarmu.

Ada satu sketchbook khusus berisi gambar-gambar Eric yang kamu ambil dari foto-foto cowok itu. Entah ngefoto langsung, foto dari sosmed, atau tangkapan layar saat videocall.

Wajah Eric itu gambarable kalau kata kamu, apa pun ekspresinya.

"Kenapa diam aja? Terpesona?" tanya cowok itu. "Kangen lihat kegantengan pacar yang satu ini, ya?"

Kamu tertawa pelan. "Apaan, sih? Tambah tengil, ya? Siapa yang ajarin? Sunwoo?"

Eric juga tertawa. "Enggak, lah. Malahan aku yang ajarin mereka tengil. Kemarin, tuh, si Jihoon datang minta diajarin tengil katanya."

"Jihoon kayaknya lebih tengil dari kamu, deh?"

"Iya juga, sih."

Tiba-tiba ada angin kencang berhembus, kamu menutup mata karena kemasukan debu. Dengan tergesa kamu mengambil barang-barang di atas meja dan masuk ke kamar.

Cukup Tau - Eric Son [00L Imagine][SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang