Setelah malam itu tidak ada lagi kejahilan Seojin, yang ada hanya sikap dingin antara satu sama lain. Meski Jia melakukan apa yang pernah diminta Seojin tentang tugas istri menyiapkan makanan, pakaian dasi dan tas. Mereka pun tertidur diranjang yang sama dengan selimut berbeda dan terhalang guling besar ditengahnya.
Bahkan belakangan ini Seojin lebih sering tertidur membelakangi Jia, membuat dia berpikir apa Seojin semarah itu hanya kerena sebuah gelas pecah? Entah apa yang membuat Jia lupa kalau ekspresi-nyalah yang melatar belakangi semua atmosfir dingin ini.
Hal itu berlanjut sampai keberangkatan Seojin wamil. Meninggalkan Jia di apartement mewah ini sendirian dengan driver yang bernama tuan Jang.
Menatap ruang besar yang sepi tanpa ada siapapun bukan pemandangan baru untuk Jia. Dia sudah terbiasa dengan semua kesendirian itu. sejak sang Ibu meninggal dan Ayahnya memutuskan kembali ke Korea, Jia kecil sudah terbiasa dengan ruangan sepi tanpa siapapun didalammnya. Semua orang sibuk dengan pekerjaannya bahkan sang Kakek hanya membawakan Jia seorang guru les untuk mengisi waktu luang Jia. mulai dari guru musik, guru memasak, guru merajut, guru berkuda dan merangkai bunga, bahkan Jia pernah dibawakan sang Kakek seorang guru memanah.
Entah apa yang ada dipikiran sang Kakek dia hanya ingin Jia tidak bosan dengan memberinya banyak kegiatan dari mendatangan guru. Bibi Feng salah satu asisten rumah tangga yang sudah setia melayani keluarga Han Qi Lu dari jaman sang kakek masih muda dan memiliki ibu Jia sebagai putri satu-satunya. Mengurus ibu Jia, hingga kini mengasuh Jia hingga tumbuh dewasa. Satu-satunya sosok ibu yang Jia tau karena sang Ibu meninggal diusianya yang masih sangat kecil.
Merindukan sosok bibi Feng tidak membuat Jia mendapat Ijin dari Seojin untuk membawa bibi Feng itu kemari. Mungkin imbas dari gelas pecah saat itu, bearti sudah kedua kali Seojin menolak keberadaan bibi Feng yang diminta Jia.
Begitulah hari-hari berlalu, menghabiskan waktu dirumah dan sesekali mendapat kunjungan dari ibu mertua dan kakak ipar sang suami. Menghabiskan waktu bersama menyantap kue ibu Seojin yang sudah terkenal enaknya. Bahkan sang Kakak ipar yang tengah berbadan dua dengan sangat lucu selalu bercerita banyak hal. Itu sedikit dunia baru Lee Jia.
***
Jia mendapat pesan masuk di ponselnya, ada perasaan senang saat mengetahui itu pesan dari Seojin. Hanya pesan singkat dengan tulisan 'besok libur, aku akan mampir kerumah' namun sudah membuat Jia tidak bisa tidur.
Apa dia begitu merindukan sosok sang suami? Tapi dia pikir mereka tidak berada disebuah hubungan yang sedekat itu untuk saling merindukan. Hanya membayangkan sosok pria berbahu lebar itu akan berkeliaran lagi dirumah ini meski hanya sehari sepertinya cukup membuat Jia senang dan tidak sabar menunggu hari esok.
Begitu esok tiba, Seojin yang tidak memberi tahukan jam berapa dia akan mampir telah berdiri didepan pintu apartement. Mencari sosok yang seharusnya menyambut tapi tidak nampak. Dia tidak memanggil nama sang Istri tapi berharap sosok itu mengetahui kedatangannya, sungguh aneh bukan?
Rumah ini hening, tapi suara mesin cuci sedang berkerja terdengar dari ruang tengah sekalipun. Hidung Seojin pun menghirup aroma daging dari panci diatas kompor menyala yang sedang merebus iga sapi. Tapi tidak ada satupun tanda-tanda keberadaan sang istri hingga dia masuk ke kamar dan melihat sprei putih sedang melayang lalu memunculkan sosok Jia setelah sprei itu mendarat diatas kasur.
Seojin masih terdiam menatap Jia dengan kaos putih berkerah V dan rambut yang terjepit seluruhnya diatas kepala, menghilangkan kesan princess yang melekat di diri Jia selama ini. Terlihat beberapa bulir keringat dikeningnya saat dengan telaten tangan berjemari lentik itu merapihkan setiap kain disudut tempat tidur mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Versteek : Your Touch [✓]
Romance"AKU MENGINGINKANNYA!!!!" jerit Jia "Aku sangat menginginkannya tapi badanku tidak pernah mau sejalan dengan keinginanku sendiri" "aku tersiksa ketika menginginkan sentuhanmu tapi kau bahkan lebih menuruti reaksi badanku ketimbang bertanya keinginan...