Beijing,
Disinilah Seojin dan Jia menginjakan kakinya, Sebagai sebuah megakota Beijing merupakan kota besar kedua di Tiongkok setelah Sanghai merupakan pusat politik budaya dan pendidikan nasional. Tidak perlu menunggu lama sopir yang menjemput Jia dan Seojin di bandara tadi telah melewati sebuah gerbang besar dan masuk kawasan rumah yang mewah.
Lahan cukup luas untuk sebuah rumah. Tentu saja tidak hanya serumah. Rumah keluarga Han tidak main-main rumah utama tepat ditengah kawasan itu adalah rumah kakek Jia sedangkan di sisi barat rumah utama adalah rumah adik Kakeknya Jia. Mulai dari Kakek kecil- begitu sebutan Jia untuk adik kakeknya- hingga cucu dan cicitnya barada disana. Rumah yang cukup besar untuk menampung keluarga besar
Dan untuk sisi timur adalah rumah cucu satu-satunya dikeluarga ini, Lee Jia. Meski keluarga ini ada disatu tempat yang sama tapi mereka diberi kediaman masing masing dengan fasiliats penuh dan para pelayan yang tidak main-main.
Jia berjalan lebih dulu saat Seojin masih menurunkan koper dari bagasi dengan batuan sopir. Tentu saja itu hanya koper Seojin karena Jia tidak membawa barang apapun selain identitas diri dan dompet dalam tasnya.
Rumah bergaya oriental dengan sentuhan gaya minimalis pada warnanya. Meski berada di lingkungan yang sama namun Jia sama sekali tidak berniat mendatangi ruamh sang Kakek. Jia beralasan ingin langsung istirahat karena lelah salama perjalanan dari Canada.
"Xiumin!!"
Panggil Jia dan seekor anjing puddle melompat dari pelukan wanita tua berkacamata dan berlari kecil kepelukan sang majikannya.
"Bibi Feng" nama kedua yang Jia panggil setelah anjing putihnya ini. keduanya berpelukan dengan sangat lama seperti melepas kerinduan membiarkan Seojin berdiri dengan kopernya menunggu drama itu selesai.
"Tuan muda.." sapa Bibi Feng pada Seojin. " kalian bantu bawakan barang Tuan muda"
Bermain dengan Xiumin
Itulah yang dia lakukan bahkan setelah berganti pakaian Jia masih tidak melepaskan anjing kesayangan yang selama ini dirawat oleh bibi Feng.
Seojin merasakan kantuk setelah makan siang tadi, perjalanan dipagi hari dari Toronto ke Beijing memang cukup melelahkan membuatnya ingin merebahkan diri di atas kasur empuk di kamar utama rumah ini.
Pandangannya yang nyaris terpenjam ini bisa melihat sosok sang istri yang keluar dari kamar mandi dengan sehelai handuk terlilit di dadanya. Sejak kapan Jia keluar kamar mandi tanpa baju handuknya?
Dia melangkah ke arah tempat tidur perlahan dengan mata tajam menatap Seojin yang berbaring disana.
Tatapan tajam itu cukup menggoda dan apa ini? Jia mulai merangkak diatas badan sang suami, berani sekali bahkan mengikis jarak hingga hidung mereka bersentuhan dan
Jia keterlaluan
Pikir Seojin saat sang istri mulai menjamah rungunya dan memainkan lidahnya disana.
"hentikan Jia. Hen-"
Seojin terbangun dan tersadar bahwa lidah basah itu adalah lidah sang anjing puddle yang menjilatinya dan sudah berada tepat diatas dadanya.
"JIA!!!" Jerit Seojin
Terlihat Jia yang baru saja masuk ke dalam kamar dan melihat anjingnya sudah berada di muka sang suami
"Xiumin, Hentikan!!"
Buru-buru Jia mengambil sang anjing yang sudah berani masuk kamar naik tempat tidur bahkan menjilati wajah Seojin disaat Jia saja belum pernah melakukannya. Xiumin keterlaluan karena sudah mendahuluiku pikir Jia sekilas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Versteek : Your Touch [✓]
Romance"AKU MENGINGINKANNYA!!!!" jerit Jia "Aku sangat menginginkannya tapi badanku tidak pernah mau sejalan dengan keinginanku sendiri" "aku tersiksa ketika menginginkan sentuhanmu tapi kau bahkan lebih menuruti reaksi badanku ketimbang bertanya keinginan...