12. First Love, First Jealous

16 2 0
                                    

Dan benar terjadi, Seojin kembali menjadi sosok yang dingin dan hanya pergi kerja serta pulang larut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan benar terjadi, Seojin kembali menjadi sosok yang dingin dan hanya pergi kerja serta pulang larut. Tertidur diranjang yang sama dengan selimut berbeda ditengahi oleh guling besar yang membatasi teritori mereka masing-masing. Itu semua kembali seperti semula.

Tidak ada perhatian dari Seojin, tidak ada rengekan Jia dan tidak ada rasa cemburu hanya permainan rumah-rumahan yang berlangsung seperti sedia kala. Hingga sang masalah yang dia pikir telah dia tinggalkan jauh di Beijing menghampiri dan mengikutinya sampai ke Seoul.

Beberapa bulan sejak kepulangan mereka dari Beijing, Seojin terlihat lebih sibuk dengan urusan kantor. Dia sempat bercerita ada beberapa perusahan asing yang ingin melakukan kerjasama dengan perusahaan mereka.

Saat itu Seojin meminta Jia untuk ikut menemaninya karena beberapa perusahaan itu adalah perusahan China. Seojin berpikir kedatangan sang istri bisa membantunya nanti minimal untuk memberi masukan tentang attitude kerja dalam budaya mereka ditambah pemahaman tantang hukum internasional Jia sudah tidak diragukan lagi.

Jia tidak keberatan untuk itu. Dihari yang telah ditentukan Jia sudah berada di sebuah restaurant korea yang disediakan khusus untuk menjamu para investor. Seojin sudah memberi kabar dirinya akan telat karena masih ada rapat berlangsung dengan para pemegang saham.

"Sekertaris Jung, suamiku akan telat datang bila mereka telah tiba terlebih dahulu persilahkan saja mereka masuk aku akan menjamunya" titah Jia pada sang sekertaris yang telah stand bay menyiapkan segala kebutuhan hari ini.

"baik Nyonya"

Tidak berapa lama pintu itu kembali terbuka dan seorang pria tinggi tegap masuk dibelakang sekertaris Jung. Jia yang berdiri untuk menjamu salah satu relasi suaminya itu dibuat terpaku dan membolakan matanya ketika menyadari tamu yang datang adalah sosok yang dikenalnya, sosok yang sukses membuat Jia terdiam menahan rasa takut yang tiba-tiba menyerang.

Wu Tian ye, pria itu tepat berada dihadapan Jia saat ini. menjadi perwakilan dari salah satu perusahaan yang mengajukan kerjasama dengan perusahan Seojin.

"wah wah Jia.. aku tidak menyangka akan bertemu denganmu disini. CEO Kim tidak main-main ketika bilang akan menanyakan pendapat istrinya. Dia benar-benar memintamu bertemu dengan kami"

"Du-duduklah" ucap Jia berusaha setenang mungkin mengingat sekertaris Jung masih ada diruangan ini.

Mereka duduk berhadapan detik-detik yang sangat menyiksa menyadari mereka hanya berdua diruangan ini. berharap Seojin atau minimal tamu lain datang agar tidak membiarkan Jia dan pria ini berduaan saja.

"Kau masih takut padaku Jia?" ucap Tian ye dengan tatapan menantangnya

"Tidak!" jawab Jia cepat

"kau tidak bisa membohongi Gegemu ini"

Sial, apa kata tidak dari mulut Jia ini tidak ada yang mempan? Baik bibi Feng, Seojin bahkan pria ini.

"kau bukan Gege ku"

Versteek : Your Touch [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang