Kaki Jia tersandung sebelum akhirnya jatuh dari tangga, untungnya tangga itu hanya terdiri dari lima anak tangga. Namun tubuh Jia yang terhempas ke lantai menjadi perhatian seluruh pegawai FlowerLee
"Nona Lee!!"
Issac bergegas membantu Jia untuk berdiri namun ragu karena Issac tau bahwa nona Lee nya ini tidak suka bersentuhan dengan siapapun.
"Kau tidak apa-apa?"
"Tidak!.. aku tidak apa-apa hanya-"
"Tapi Nona Lee"
Kalimat Issac terhenti saat menatap satu hal didekat kaki Jia. Darah segar mengalir dibawah kaki itu. membuat Jia panik dan saling menatap dengan Issac.
"A-apa ini Issac?"
"A-aku akan menelepon ambulan" ucap Issac ikut gugup mencari ponsel disaku bajunya.
Jangan lupakan Tian Ye. Pria itu bergegas menuruni tangga dan menggendong Jia ala bridal lalu melangkah keluar dari Flowerlee sambil memberi instruksi pada Issac
"Hubungi suaminya" Tian ye menatap Issac. "dan kau ikut aku tunjukan jalan ke rumah sakit terdekat"
Jia bahkan tidak bergeming saat Tian ye dengan sigap membawah tubuh Jia kedalam mobil dan Issac mengikuti mereka. Bila saja dia tidak panik karena darah itu tentu saja dia tidak akan sudi untuk diperlakukan seperti ini oleh Tian ye. Jia masih terlalu panik dengan apa yang baru saja dia lihat.
Apa ini? darah Apa?
***
Seojin bergegas kerumah sakit begitu menutup telepon dari Issac. Pikirannya kalut dan rasa panik hinggap saat Issac mengabarkan tentang apa yang terjadi pada Jia apalagi saat mendengar Tian ye menjadi pemicunya tentu saja itu membuat Seojin sangat emosi. Setibanya disana dia mendapati sang istri terbaring lemah diatas kasur rumah sakit dengan mata terpejam.
Pandangannya memeta pada wajah pucat Jia lalu turun kearah tangan yang berada diatas perut wanita itu. Memandang tangan berjemari lentik berkhiasan cincin bermata berlian yang merupakan cincin pernikahan mereka. Cukup tertegun karena menyadari Jia selalu menggunakan cincin pernikahan itu sedangkan Seojin tidak kecuali saat acara tertentu atau saat bertemu dengan keluarga besar mereka.
Sampai akhirnya dia berani menggenggam jemari Jia dengan sadikit perasaan sesak didada. Meski tangan itu sudah berpindah ke sisi tubuh Jia pandangan Jin tidak lepas dari perut itu.
Begitu sangat menusuk ketika teringat ucapan sang dokter yang dia temui sebelum masuk kamar rawat Jia. Dokter yang menjelaskan tentang keadaan Jia saat ini.
"Istri anda baik-baik saja. Tidak ada yang serius selain memar ditangan akibat benturan dan kakinya yang terkilir. Hanya.. istri anda mengalami pendarahan sehingga kami harus mengeluarkan janinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Versteek : Your Touch [✓]
Romance"AKU MENGINGINKANNYA!!!!" jerit Jia "Aku sangat menginginkannya tapi badanku tidak pernah mau sejalan dengan keinginanku sendiri" "aku tersiksa ketika menginginkan sentuhanmu tapi kau bahkan lebih menuruti reaksi badanku ketimbang bertanya keinginan...