Gugup?
Cemas?
Tentu, Bagaimana tidak bila dia harus berada disebuah kamar dengan dekor yang merujuk kata kamar pengantin tadi dan sudah beberapa menit terduduk ditepi tempat tidur sementara sang suami masih dikamar mandi.
Rasa waswasnya semakin meningkat ketika sehabis makan malam Seojin memberitahu kalau ada kado dari ibunya dikamar mereka.
Dan isinya? Tidak kalah mengejutkan yaitu sebuah lingerie hitam yang sangat sexy dan sebuah parfum dengan aroma menggoda. Pantas Seojin bilang itu untuk dirinya bukankah tidak mungkin bila Seojin yang memakainya? Hanya saja makna yang tersirat dari hadiah kecil itu sangat gamblang dan mudah diartikan mengingat ini adalah malam pertama mereka.
Bahkan hanya mendengar suara air dan pintu terbuka sudah bisa membuat Jia siaga. Sebenarnya tidak ada ucapan dari pria itu tentang apa yang akan terjadi malam ini. Tapi entahlah Jia tidak bisa berpikir jernih membayangkan apa yang mungkin bisa terjadi pada dirinya saat ini.
Seojin menatap wanita yang masih terdiam diujung tempat tidur, sudah beberapa jam lalu dia melihat wajah lelah wanita itu dan terheran kenapa dia tidak kunjung tidur untuk berisitirahat. Apa dia kena mental setelah melihat kado dari ibu. Pikir Seojin dengan perasaan geli sendiri melihat istrinya masih terjaga disana.
Rasa gugup dan canggung sebenarnya bukan hanya milik Jia, Seojin-pun merasakan, mengingat ini pertama kalinya dia harus berada disebuah kamar dengan wanita. Selama ini dia hanya berbagi kamar dengan Yoongi. Bahkan dengan Yoongi saja dia tidak harus berbagi ranjang. Berbeda dengan kali ini yang mengharuskannya menyisakan sedikit ruang untuk tubuh tinggi semampai itu berbaring.
Itulah alasan Seojin memilih untuk melangkah keruang kerjanya dan membuka laptop setelah duduk dengan nyaman.
Jia sedikit mencuri pandang setelah Seojin berlalu ke ruang kerja, bukannya berbaring ditempat tidur. Apa pria itu juga gugup? Atau pria itu tidak sudi untuk berbagi ranjang dengan dirinya. Semakin banyak pikiran yang berkecambuk membuat Jia gusar dan tidak bisa tinggal diam.
Akhirnya melangkahkan kakinya menuju tempat suami berada.
Kehadiran Jia tentu membuat Seojin memberikan pandangan penuh tanya kenapa wanita ini tidak pergi tidur saja memudahkan semua rasa canggung yang bertaburan diantara mereka.
Jia menatap sekitar dan menghentikan pandangan pada sebuah foto berbingkai besar disudut ruang kerja, dipajang seperti kanvas untuk melukis. Foto tujuh pria tampan yang berpose sangat mempesona meski tanpa senyum. Cukup menarik perhatian disaat tidak ada satu fotopun diruangan ini atau diruang manapun dirumah ini.
Hanya ini..
"mereka adik-adikku" jawab Seojin tanpa menunggu pertanyaan keluar dari mulut Jia
"Adik? Aku rasa kau tidak seserius itu menganggap mereka adik-adikmu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Versteek : Your Touch [✓]
Romance"AKU MENGINGINKANNYA!!!!" jerit Jia "Aku sangat menginginkannya tapi badanku tidak pernah mau sejalan dengan keinginanku sendiri" "aku tersiksa ketika menginginkan sentuhanmu tapi kau bahkan lebih menuruti reaksi badanku ketimbang bertanya keinginan...