Seojin meregangkan tubuhnya dan terusik karena tiupan angin dari jendela yang telah terbuka. Membuatnya memaksakan diri untuk membuka mata. Tangannya meraba sisi kasur dan mencari sosok wanita yang semalam tertidur didekapannya.
Mendapati sang istri tidak ada disebelahnya sontak membuat pria ini 100 % tersadar dari kantuknya dan melompat dari kasur hendak mencari sosok Jia namun langkah semerautnya yang hendak memakai sandal rumah terhenti karena Jia baru saja muncul dari balik pintu kamar mandi.
Pria ini terduduk lemas ditepi ranjang dan mengeluarkan nafas lega karena sosok itu muncul tepat waktu. Disaat beberapa detik lalu Seojin didera panik membayangkan bila Jia kembali menghilang seperti kemarin dan untung itu tidak terjadi.
Jia menatap wajah Seojin yang sedikit tegang karena rasa panik ditengah usahanya mengumpulkan nyawa untuk membuka mata dipagi tadi.
"Kau sudah bangun?" tanya Jia hati-hati. "Aku sudah siapkan sarapan, mandilah aku akan siapkan pakaian kerjamu"
"Jia.."
"Wae?"
Seojin mengulurkan tangan. Dengan gerakan alis meminta Jia untuk menggenggamnya tanpa bicara sepatah katapun. Jia menatap tangan itu dan mata sang suami karena tidak paham maksudnya.
"terapimu"
Jelas Seojin hanya beralasan. Sebenarnya dia masih merasa takut bila Jia menghilang lagi seperti kemarin. menyadari betapa kalut dirinya saat tau wanita ini menghilang menyadarkan Seojin bahwa Jia benar-benar bearti dalam hidupnya.
Jia meletakan tangannya diatas uluran tangan Seojin dan membiarkan dia menggenggam tangan Jia erat. Tidak ada kata hanya mata keduanya yang sama-sama memandangi tautan tangan itu.
"Aku tidak berangkat ke kantor hari ini. tolong bantu siapkan beberapa pakaian untukku"
"Kau ada perjalanan dinas lagi?"
"Iya, pesawatku siang ini berangkat" angguk Seojin
"Siang ini?" Jia sedikit terkejut dengan kepergian Seojin yang mendadak disaat keadaan mereka sedang berduka namun Jia paham seorang pemimpin perusahaan seperti suaminya haruslah professional dan bisa mengenyampingkan urusan pribadi untuk kepentingan orang banyak.
"baiklah"
Seojin melepaskan tangannya dan beranjak keruang ganti untuk mengeluarkan koper dan membukanya diatas tempat tidur agar Jia mudah memasukan pakaian kedalamnya.
"kau akan pergi berapa lama? Kenapa dua koper kau keluarkan?" tanya Jia mendapati Seojin kembali membawa koper dan membuka di atas tempat tidur.
"ini untuk bajumu kau akan ikut denganku"
"Mwo?"
"Mulai hari ini kau akan ikut kemanapun aku pergi" tegas Seojin dan pria itu berlalu masuk ke kamar mandi begitu saja. Membuat Jia terpaku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Versteek : Your Touch [✓]
Romance"AKU MENGINGINKANNYA!!!!" jerit Jia "Aku sangat menginginkannya tapi badanku tidak pernah mau sejalan dengan keinginanku sendiri" "aku tersiksa ketika menginginkan sentuhanmu tapi kau bahkan lebih menuruti reaksi badanku ketimbang bertanya keinginan...