Ada yang bilang satu detik yang kita lalui bisa merubah segalanya. Seperti cuaca yang bisa berubah setiap detik disaat ramalan cuaca memprediksi lain. usaha bertahun tahun bisa runtuh hanya karena satu detik kesalahan. dan perasaan seseorang bisa berubah hanya dalam satu detik kesempatan. Tergantung satu detik apa yang dilaluinya.
Berdebar, tersipu, malu atau senang ketika semua rasa itu bercampur aduk rasanya tentu sangat membingungkan. Ya, bingung adalah kata yang tepat untuk mewakili sebuah makna cinta yang diliputi rasa canggung
Seperti itulah Seojin dan Jia saat ini. setelah melewati satu detik bahkan detik-detik yang mereka lalui malam itu merubah segalanya. Hubungan keduanya bisa dibilang sangat canggung namun jarak keduanya kian terkikis. Baik cara pandang dan cara bersikap satu sama lain. Segalanya tidak sama seperti biasa. Terkadang rasa canggung atau rasa berdebar yang akan muncul.
Bagi Jia tidak bisa lagi memandang sang suami dengan tidak berdebar bahkan hanya untuk sebuah tindakan memasangkan dasi seperti biasanya. Rasa panas dan berdebar itu muncul begitu saja.
Bahkan seorang Seojin pun tidak luput dari debaran malam itu. dia tidak bisa singkirkan setiap potongan gambar malam panas mereka begitu saja meski beberapa minggu telah berlalu meski sikap dingin yang kerap kali Seojin tunjukan untuk menutupi.
"kau sedang apa?" tanya Seojin yang mendapati Jia diruang keluarga
"menonton TV"
"Bagaimana terapimu hari ini?"
Hari ini adalah hari libur dan Seojin menghabiskan waktunya untuk tidur karena cukup kelelahan setelah pulang dari Jepang untuk urusan bisnisnya. Sehingga dia tidak sempat menemani Jia untuk sesi konsultasinya dengan dokter Tae in ho.
"lancar. Aku sudah tidak perlu meminum obat-obat itu lagi"
"baguslah.. aku senang mendengarnya" ucap Seojin yang baru saja duduk disebelah Jia namun tetap dengan jarak aman.
"dan kau harus lihat ini"
"apa?"
"ulurkan tanganmu" pinta Jia
Jia menatap Seojin dan beralih pada jemari pria itu perlahan meraih jemari Seojin dengan lembut dan menggenggamnya. Sontak membuat Seojin terpaku dan tanpa sadar sedikit menahan nafas dengan tindakan Jia.
"aku bisa menyentuhmu" ucap Jia bangga
"Be-benarkah? Itu bagus"
"iya menurut dokter begitu. aku bisa melakukannya tinggal membiasakan diri menerima sentuhan dari luar"
"aku akan membantumu. Bagaimana bila setiap hari aku meminta ijin untuk menyentuhmu jadi kau akan terbiasa"
"A-apa?"
"Maksudhku berpegangan tangan. Kau tidak mau?"
Jia sempat berimajinasi dengan kalimat meminta ijin untuk menyentuhmu yang Seojin ucapkan. Tentu ada perasaan lega saat suami segera mengklarifikasi maksudnya namun bersamaan dengan itu ada rasa kecewa juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Versteek : Your Touch [✓]
Romance"AKU MENGINGINKANNYA!!!!" jerit Jia "Aku sangat menginginkannya tapi badanku tidak pernah mau sejalan dengan keinginanku sendiri" "aku tersiksa ketika menginginkan sentuhanmu tapi kau bahkan lebih menuruti reaksi badanku ketimbang bertanya keinginan...