TIGA

1.1K 257 68
                                        

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- TIGA -

Kim Myungsoo bukan berasal dari keluarga berada, bisa dikatakan bahwa dia hidup susah sejak kecil. Ayahnya adalah seorang buruh harian, sedangkan ibunya― Myungsoo tidak pernah tau siapa ibunya. Sang nenek berkata bahwa sang ibu sudah lama meninggal, tapi ketika mabuk, Myungsoo sering mendengar ayahnya menyumpahi sang ibu yang melarikan diri setelah melahirkan anak.

Myungsoo tidak penasaran, sama sekali tidak. Dia tidak peduli.

Setelah neneknya meninggal, hidup Myungsoo benar-benar sendiri. Ayahnya hanya sesekali pulang, dan ketika pulang hanya mabuk-mabukan dan mengeluh akan kejamnya dunia. Kehidupan Kim muda benar-benar keras sejak kecil.

"Masuklah." Myungsoo membukakan pintu untuk Suzy. Dia tinggal sendiri. Tidak lama setelah neneknya meninggal, sang ayah menyusul. Saat itu Myungsoo masih di sekolah menengah pertama. Dia hidup sebatang kara diusia segitu. Tidak heran jika hidupnya berantakan seperti sekarang.

"Maaf tempat ini agak kotor." Menyalakan semua lampu, Suzy baru bisa melihat seperti apa tempat tinggal pria yang menolongnya. Benar-benar berantakan.

Itu jenis unit apartemen di pemukiman murah. Tidak ada batas antara kamar tidur, ruang tamu, atau dapur. Hanya ada satu ruangan dengan pintu, dan Suzy tau ruangan apa itu. Tentu saja kamar mandi.

Selain ruang itu yang memiliki pintu, yang lainnya berada di satu ruangan. Ranjang Myungsoo di sana; dekat dengan jendela kecil. Lalu di sisi lain ada lemari dan meja dapur yang seadanya, beralih ke sisi lain ada meja televisi kecil. Hanya ada satu lemari pakaian, lalu tidak ada sofa sama sekali.

"Kalau kau tidak nyaman, aku bisa mencarikan motel di luar." Myungsoo menggaruk bagian belakang tengkuknya. Suzy menatap keseluruhan tempat tinggalnya, seakan memberi penilaian.

"Tidak." Suzy menggeleng. "Aku di sini saja."

Myungsoo ikut mengangguk.

Setelahnya tidak ada yang bicara, Myungsoo mendekati lemari pakaiannya lalu menarik handuk cadangan. "Mau mandi dulu?"

Suzy menatap Myungsoo lekat-lekat.

"Ah, itu.. bukan... aku tidak yang aneh-aneh." Myungsoo tergagap. Dia tidak bermaksud cabul.

Tingkah Myungsoo membuat senyuman Suzy kembali tercipta, "aku bahkan tidak mengatakan apapun." Dia tertawa kecil, mendekati Myungsoo dan mengambil handuk yang pria itu sondorkan. "Pakaian gantiku?" pinta sang wanita, membuat Myungsoo melihat ke arah tubuhnya.

Benar― Suzy menggenakan pakaian kotor itu dari Busan hingga Seoul. Celana jeans dan kaos lengan panjangnya benar-benar kotor oleh tanah. Wajah dan rambutnya tidak jauh berbeda.

-oOo-

Meskipun kondisi apartemen Myungsoo tidak seperti yang Suzy pikiran, setidaknya air hangatnya masih bisa berjalan dengan lancar. Wanita itu mengguyur tubuhnya dari atas hingga bawah, seketika merasa tenang karena akhirnya bertemu dengan air. Dia merasa rileks saat mandi.

Suzy... kalau kau seperti ini, kita sama-sama sulit. Jadi ayo pulang baik-baik.

Mata Suzy terpejam rapat, dia teringat wajah Ha Joon yang membujuknya untuk pulang. Suzy tidak sampai hati menempatkan Ha Joon di posisi itu, namun― "aku tidak boleh pulang sekarang. Untuk sementara waktu aku harus bersembunyi."

Be My Bad Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang