--------------------------------------------------
Sorry for typos and happy reading.
--------------------------------------------------
- DELAPAN BELAS -
"Oppa, katakan bahwa ini tidak benar. Aku salah dengar, iya kan?" Suzy mengikuti Dong Wook tepat ketika sosok itu memasuki pintu utama mansion, berjalan mengekori Dong Wook, Suzy mencoba meraih lengannya. "Oppa! Katakan sesuatu! Semua itu salah kan?" Dengan tangan di lengan Dong Wook, Suzy mengambil posisi di depan. Berdiri tepat di hadapan Dong Wook.
"Kita bicara lain kali." Pelan, Dong Wook menurunkan genggaman tangan Suzy dari lengannya. Dia melanjutkan langkah, menuju tangga yang akan membawanya ke lantai dua; di mana kamar tidurnya berada.
"Oppa tau aku tidak menyukainya!" Suzy memekik hingga langkah kaki Dong Wook terhenti, "dari sekian banyak orang, kenapa harus dia?" Suzy kembali mendekati Dong Wook, pria itu masih membelakangi. "Aku tidak masalah dengan perjodohan. Aku akan menikahi siapapun itu pilihan oppa. Tapi tidak dia. Pria Lee dari keluarga itu. Aku tidak menyukainya, tidak— aku membencinya. Sangat."
"Suzy." Dong Wook berbalik, "kita bicarakan ini nanti. Oke?" mengusap bahu sang adik perempuan dengan senyuman tipis. "Akan oppa jelaskan semuanya nanti. Maukah kau menunggu?"
Suzy menggeleng, "bohong. Oppa tidak pernah menjelaskan apapun, tidak pernah sekali pun." Menepis tangan Dong Wook, "aku harus mengerti posisi oppa tanpa penjelasan sama sekali, selalu berakhir begitu." Suzy melangkah pergi. Berjalan cepat menuju tangga, dan berakhir dengan berlari.
Dong Wook yang masih ada di bawah menatap punggung sang adik yang kini semakin menjauh, dia menghela napas.
Kedua indera penglihatan itu perlahan terbuka, ada sedikit keringat di dahinya seakan dia sedang bermimpi buruk dalam tidurnya yang singkat tersebut. Meraih jam digital di atas meja nakas, pria itu menatap angka yang tertera di sana. Dia tidur hampir satu jam, kini kepalanya pening.
Tok. Tok.
Bunyi ketukan pintu membuat ia bangkit, "masuk." Suara serak dan beratnya terdengar menggema di kamar besar tersebut. Dia duduk di sisi ranjang sembari membenarkan kemeja yang sudah tidak ada bentuk.
Wi Ha Joon masuk ke dalam, memperhatikan sosok Dong Wook di ranjang. Dia memaksa Dong Wook untuk istirahat karena sebentar lagi mereka akan ada pertemuan penting dengan orang-orang dari SAGA Grup.
"Anda tidur nyenyak?"
Dong Wook tersenyum tipis, "aku bermimpi tentang Suzy. Saat kami terakhir kali bertemu, sebelum keberangkatanku ke Italia." Ia mengusap wajahnya dengan helaan napas berat. "Aku baru ingat, dia marah besar saat pertemuan terakhir kami. Apakah dia masih marah sekarang?"
"Saya yakin dia akan mengerti. Kita akan menemukannya segera."
Dong Wook bangun, "tentu saja kita harus menemukannya." Pria itu melepaskan kemeja, "jam berapa pertemuannya?"
"Satu jam lagi."
"Geun Taek?"
"Dia akan ke sini dalam dua puluh menit."
Dong Wook mengangguk, "pergilah. Aku akan mandi."
"Baik, ketua."
-oOo-
Wi Ha Joon menyalakan rokok untuk Geun Taek setelahnya ia menyalakan satu batang untuk dirinya sendiri. Mereka bersandar pada dinding samping mansion, menunggu Dong Wook bersiap untuk menghadiri pertemuan penting.